"Bisakah kamu menjauh dari jay." Ucap ibu jaySuasana di dapur mendadak dingin. Owen termenung mendengar ucapan itu.
"Kenapa? Apa saya melakukan kesalahan?"
Tatapan owen sungguh berbeda dengan beberapa saat lalu. Terdengar helaan nafas panjang dari beliau.
"Kurasa kamu paham. Jay hanyalah anak orang biasa berteman dengan anak konglomerat akan membuatnya berada dalam masalah. Apalagi jika menjalin hubungan yg lebih dari sekedar teman." Ibu jay membalas tatapan owen dengan tajam.
Tangan owen mengepal kencang.
Padahal ia baru saja menyadari perasaanya dan belum mencoba memperbaiki hubunganya dengan jay. Baru akan memulainya sudah ada tembok tinggi yg menghalangi.
"Aku tidak pernah bermain dengan jay. Aku bersungguh - sungguh."
"Itu bukan masalah perasaan saja tuan muda, pandangan masayarakat tentang hubungan sesama jenis tidaklah baik. Aku hanya ingin melindungi anakku dari cemohan orang2."
Beliau membalikan badanya berjalan meninggalkan owen. Yg masih menunduk dengan tangan yg mengepal erat.
"Dan... jangan pernah lagi datang kesini, aku rasa jay juga tak nyaman dengan kehadiranmu disini.
Kamu masih ingat pintu keluarnya kan tuan muda?" Ucap beliau sedikit menolehkan kepalanya.Owen yg tau dia diusir secara halus berjalan menuju pintu namun saat akan melewati beliau ia berbisik
"Saya tak akan berhenti, saya serius dengan perkataan saya jadi jangan berharap saya menjauhi putra anda."
Owen membungkukan badanya memberi hormat padanya lalu pergi.
"Haaa... dasar anak muda keras kepala" ujar ibu jay memijit keningnya.
Sementara itu didalam mobil. Owen memukul setir mobilnya kencang. Dia frustasi sekrang.
"Sial!! Apa yg harus aku lakukan."
Lalu Menyenderkan kepalanya di kursi pemengemudi sambil memikirkan cara untuk meyakinkan ibu jay agar mengizinkanya mendekati anaknya.
Sepertinya tadi beliau sempat melihat owen memeluk jay di dapur.
Ke esokan harinya disekolah tepatnya di kelas 1-1 jay masuk kelasnya berjalan ke arah bangkunya. Shelly yg melihat kedatangan jay duduk didepannya.
"Kamu sudah sembuh? Kenapa melarangku menjengukmu sih." Dengus shelly sewot.
"Hanya demam biasa tidak ada yg perlu dikhawatirkan." Jay mengeluarkan buku mulai membacanya mengabaikan shelly didepan.
"Tetap saja kan.." shelly kesal melihat jay mengabaiikannya memanyunkan bibirnya cemberut.
"Hei ada apa ini pagi2 sudah cemberut saja cantik." Goda minu mengedipkan sebelah matanya.
"Berhenti berekpresi jelek seperti itu minu, kau membuatku mual saja.
"Hehehe...masa muka ganteng begini dikatai jelek."
"Jelek ya jelek." Shelly memeletkan lidahnya.
"Lebih tampan tupai daripada kamu minu." Sahut jay.
"Apa kau bilang!! Wajah tampan begini dikatai mirip tupai sepertinya kacamatamu harus diganti jay."
" hahaha... jay benar, kamu lebih jelek dari tupai minu." Shelly tertawa terbahak2 malihat ekpresi minu yg tak terima.
"Woy apa ini rame2 kok aku ga di ajak." Dom menghampiri teman2nya.
"Dom kamu setuju kan muka minu lebih jelek dari tupai haha.." shelly menunjuk minu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Honest Love (Revisi)
General FictionSepenggal cinta masa muda yg penuh drama dan masalah. Gak bisa bikin deskripsi langsung mampir aja ya guys. ~Selamat membaca~