Jay terbangun karena merasakan sinar matahari menerpanya. Mengerjapkan matanya menyesuaikan cahaya yg masuk. Jay menatap kedepan dia melihat owen yg sedang terduduk di sebelahnya.
(Anggep aja ini pagi ya gengs)
"Kamu udah bangun?" Tanya owen tanpa membalikan badanya.
"Iya." Jawab jay singkat.
Jay mencoba mendudukan tubuhnya merasakan nyeri dibagian bawahnya.
"Shh.. " desis jay lirih.
Owen yg mendengar rintihan kekasihnya pun langsung menengoknya membantu jay untuk duduk. Menempatkan salah satu bantal dibelakang dipungung kekasihnya agar bisa nyaman bersandar.
"Makasih." Ucap jay
Saat jay mendogak menatap wajah owen dia terkejut melihat plaster dipipi owen dan luka disudut bibirnya.
"Kenapa kamu bisa terluka? Siapa yg melakukanya?"
Jay meraba plaster dipipi owen dan menatap owen khawatir. Bagaimana bisa orang yg kuat macam owen bisa terluka?
"Bukan masalah besar sayang. Hanya luka kecil saja." Ucapnya lembut.
"Bagaimana bisa itu disebut luka kecil. Lihat sudut bibirmu sobek. Apa tidak sakit?."
Jay mendekat kearah owen tanganya tidak sengaja memegang pundak owen dan melihat wajah owen yg terlihat menahan sakit. Jay mencoba menekan bagian itu lebih keras dan ya owen menjerit kesakitan.
"Aww.." jerit owen
"Apa ada luka lain? Coba lepaskan bajumu!" Perintah jay.
"Sungguh ini bukan apa2 sayang. "
"Owen lepaskan se-ka-rang!!"
Jay mencoba melepaskan baju yg dikenakan kekasihnya meski owen mencoba memberontak tapi akhirnya dia menuruti permintaan kekasihnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Honest Love (Revisi)
General FictionSepenggal cinta masa muda yg penuh drama dan masalah. Gak bisa bikin deskripsi langsung mampir aja ya guys. ~Selamat membaca~