* warning bab ini mengandung adegan 18++
Jay merasakan firasat buruk, kali ini dia yakin owen akan melakukan sesuatu lagi dan sialnya dia yg menjadi target. Jay memberontak lagi, kali ini dia berteriak, mengharapkan seseorang membantunya.
"Percuma, tidak ada yg datang.."
"Brengsek! Lepas-ah!"
Jay berseru panik namun secara tiba-tiba owen meremas dadanya yg membuatnya sepontan melenguh.
Salah satu menyelip diantara paha jay, lututnya menggesek lembut junior yg masih tertidur. Dua tangan disatukan diatas kepala, dia benar-benar tidak memberikan celah untuk jay bergerak. Terkunci oleh owen.
"Apa itu terasa enak?" Owen terkekeh seolah mengejek, dia menikmati perubahan ekpresi itu.
"Nghh..." jay mengerang, saat lutut owen menggesek daerah sensitifnya.
Dia menyeringai, saat tau jay tak bisa melawan dominasinya, tangannya yg menganggur mulai menyelusup masuk, Meraba permukaan perut, gerakan sensual penuh gairah, dia meraba punggung jay naik turun hingga akhirnya menuju bagian dada.
"Berhenti Owen.. please-nghh.."
Jari nakalnya bermain diputing susu jay, setiap sentuhannya mendapat respon tersendiri yg membuat owen puas.
'Sensitif sekali kamu jay..' bisik owen padanya.
"Owen kumohon berhenti.. eunghh." Dia kembali memelas, mata abu itu mulai berkaca-kaca.
Jay sangat ketakutan sekarang, siapa yg tidak takut jika dirimu dilecehkan?
Tetapi permohonan itu tak digubris oleh si pirang, dia kemudian meremas pantat bulat jay. 'Empuk sekali.' Wajah owen berbinar senang dia seperti menemukan moment favoritnya.
jay mulai kalut, dia sangat takut akan perlakuan owen yg semakin menjadi. 'Apa yg akan terjadi padaku..' setetes air mata turun.
Ketakutan dari segala sentuhan yg dilakukan owen membuat mental jay runtuh. Tak bisa lagi bertahan.
"Owen hikss- please let me go..."
Owen yg melihat tangisannya bukan malah berhenti, entah mengapa adrenalinnya malah terpacu, niat awal untuk bermain kini berujung malapetaka.
"Jangan menangis.."
"Mmnn..."
sesuatu yg basah menempel dibibir jay, mata jay melebar kaget saat mengetahui kalau benda itu adalah bibir owen.
Seorang pria menciumnya? Bagaiamana bisa itu terjadi.
Awalnya hanya saling menempel namun lama kelamaan menjadi lumatan, bibir tebal owen melumat bibir atas dan bawahnya secara bergantian. Dia memiringkan kepalanya dan memperdalam ciuman panas itu.
Jay kembali panik, namun disaat dia akan menghindar owen sudah menahannya. Tangan owen menekan tengkuknya agar jay tidak bergerak. Bibir bawahnya digigit, dia yg kesakitan otomatis membuka mulut, dan owen dengan cepat menyelusupkan lidahnya.
Rasa manis dari mulut jay semakin memicu gairhanya untuk mengekplor semua yg ada didalam sana. Permainan lidah yg lihai membuat lawannya takluk. Saliva yg mulai menetes tak menyurutkan permainan malah kian memanas.
"Hmmp!-mnn.."
Wajah jay pucat, nafasnya tertahan didalam, Tak seperti owen yg terbiasa berciuman, jay sendiri hanyalah orang awam dalam masalah ini.
"Mnnn- owehmmn~"
Ingin rasanya dia berteriak tapi bajingan sialan ini tidak memberinya jeda, jay bisa mati jika terus dilanjutkan. Tubuhnya melemas dan matanya mulai berbayang jay yakin dia akan pingsan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Honest Love (Revisi)
Ficción GeneralSepenggal cinta masa muda yg penuh drama dan masalah. Gak bisa bikin deskripsi langsung mampir aja ya guys. ~Selamat membaca~