Bab 45] perhatian

1.7K 121 66
                                    

"Jay... jika suatu saat owen meninggalkanmu, apa kamu mau menjadikanmu sebagai penggantinya."

Jay membalas tatapan vinny lalu menggelang lemah.

"Maaf vinny.. aku tidak bisa melakukan itu."

Dengan cepat jay menyingkirkan tangan vinny dari pipinya dan berjalan pergi menuruni tangga.

"Begitu."

Vinny mengejar jay dari belakang dan tiba2 langsung memeluknya dari belakang dan menghentikan langkah jay menuruni tangga.

"Vin... lepas."

Jay bisa mendengar helaan nafas panjang dari orang dibelakangnya. Jay mencoba melepaskan pelukan itu.

"Biarkan seperti ini.. sebentar saja."

Perkataan vinny membuat jay mengehentikan pemberontakannya. Jay menghela nafas mencoba bersabar dengan kondisi vinny sekarang.

Setelah beberapa menit berlalu mereka masih dalam posisi berpelukan tanpa ada pembicaraan. Akhirnya karena merasa vinny yg tak kunjung melepaskannya jay membuka suara.

"Vin... ayo pulang."

Vinny mengangguk. Lalu perlahan melepas pelukannya dengan perasaan tidak rela.

"Iya. Ayo pulang."

Akhirnya merekapun memutuskan untuk pulang. Vinny mangantar jay sampai depan pintu gerbang rumahnya. Jay melepas jaket pembeeian vinny berniag mengembalikannya.

"Tidak usah, Buatmu saja." Ucapnya.

"Gak mau! Ini punyamu."

Jay dengan cepat melemparkannya kembali pada vinny dan buru2 masuk lalu menutup gerbang rumahnya. Vinny hanya mengeleng kecil melihat tingkah jay itu.

.
.

Malam harinya jay yg duduk dimeja belajarnya dia sedang mencatat beberapa materi dan tugas hari ini. Mengingat jay boloa hari ini menjadikannya harus meminjam buku shelly untuk menyalin beberapa materi.

Tiba2 jay mendengar ketukan pintu dari luar kamarnya.

"Jay, ibu boleh masuk?"

"Iya."

Ceklek

Ibu jay membuka pintu pelan lalu mendudukan dieinya ditepi ranjang sang anak. Beliau memberi isyarat pada jay untuk duduk disebelahnya.

Jay pun akhirnya berdiri dan beranjak mendekat kearah ibunya, mendudukan dirinya disamping sang ibu duduk.

"Jay ibu ingin bertanya jujur padamu."

Jay hanya mengangguk mengerti.

"Apa kamu benar2 menyukai anak itu."

"Maksud ibu owen?"

Ibu jay mengangguk pelan.

"Iya.." jawabnya lirih.

Beliau menoleh kearah anaknya menatapnya tendu.

"Ibu.. maaf sudah mengecewakan."

Jay menahan air matanya dia menyiapkan hatinya jika sang ibu akan menolak bahkan memakinya nanti. Bagaimanapun jay sudah melanggar ucapannya pasti beliau kecewa.

Namun selang beberapa saat jay tidak mendengar balasan sang ibu mendongakan kepalanya. Dia melihat ibunya sedang tersenyum hangat menatapnya lalu membawa anaknya kepelukannya.

Mengelus lembut pundak anaknya yg bergetar.

"Sayang.. jika dia bisa membuatmu bahagia untuk apa ibu melarangnya lagi."

Honest Love (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang