Owen dan jay duduk disofa ruang tengah tak lama bel apartemen berbunyi owen pergi untuk membuka pintu ternyata itu kurir pengantar makanan setelah membayarnya owen masuk kembali. Berjalan menuju dapur dan menata beberapa makanan.
Jay memperhatikan gerak gerik kekasihnya dia berniat membantu tapi owen melarangnya keras untuk turun.
Katanya sih lantai apartemen owen dingin dia takut demam jay bertambah parah, padahal mah jay aja pake sandal kok bisa kedinginan dasar owen dan sifat protektifnya.
"Sayang~ makanan sudah siap."
Owen meletakan beberapa makanan ringan yg mudah dicerna seperti bubur, sup hangat dan beberapa hidangan berat untuknya sendiri.
Saat tangan jay akan mengambil mangkuk sup owen menahannya.
"Biar aku suapi."
"Aku bisa makan sendiri owen." Menatap owen malas.
"Gak boleh, aku suapin titik!" Ucap owen ngotot.
Jay menghela nafas mencoba bersabar dengan kelakuan kekasihnya itu.
"Terserah lah."
Owen tersenyum senang tiba2 saja dia mengangkat tubuh jay menaruhnya dipangkuannya. Memeluknya dari belakang.
"Owen kamu ini ngapain! Lepas aku bisa duduk sendiri."
Jay mencoba melepas pelukan owen diperutnya. Bukannya melonggar yg ada owen malah mengeratkan pekukannya menaruh dagunya di bahu jay.
"Aku pengen peluk kamu aja."
"Aku sangat merindukanmua sayang." Lanjutnya.
Lalu menenggelamkan kepalanya diperpotongan leher jay menghirup dalam2 aroma yg menguar dari tubuh kekasihnya yg sangat owen rindukan.
Jay merasa geli karena nafas owen yg mengelitik lehernya mencoba mendorong kepala kuning itu menjauh.
"Owen.. geli."
Karena tak berhasil jay mulai memukul2 kecil kepala owen yg malah terkikik kecil melihat kelakuan menggemaskan jay.
"Oweenn!" Rengek jay kencang.
Cup
Owen mengecup ringan pipi putih kekasihnya itu dan tertawa ringan mana kala melihat pipi jay yg bersemu merah akibat perlakuannya itu.
"Le-lepas aku pengen makan."
Jay menolehkan kepalanya bibirnya manyun karena sebal dengan owen yg tak kunjung melepaskannya.
"Hei! Jangan memasang wajah begitu. Kamu mau aku makan lagi."
Jay yg paham dengan perkataan owen melotot ganas. Apa owen tidak puas setelah semalam bermain dan lanjut paginya. jay saja kelelahan tapi lihatlah owen bukannya kelelahan yg ada wajahnya malah berseri2 terlihat sangat segar dan bahagia.
"Makanya lepasin. Sesak tau!"
"Aku lepasin setelah kamu menghabiskan makanannya. Oke?"
Jay memutar bola matanya malas, memang berdebat dengan owen hanya akan membuatnya kalah saja.
"Sayang~ buka mulutnya pesawat segera meluncur.."
Jay memijat dahinya merasa pusing dengan tingkah absurd owen itu yg sialnya jay cintai itu.
Haa.. apa sekarang owen benar2 menganggap jay anak kecil?"Ayo buka mulutnya sayang.. aaa~"
Owen mengarahkan sendok kedepan mulut jay .
Jay membuka mulutnya dan mengunyah makanannya dengan perasaan dongkol.
KAMU SEDANG MEMBACA
Honest Love (Revisi)
General FictionSepenggal cinta masa muda yg penuh drama dan masalah. Gak bisa bikin deskripsi langsung mampir aja ya guys. ~Selamat membaca~