Owen menatap nanar punggung jay yg menjauh,
"Jadi ini akhirnya... jay, aku harap ini akan jadi keputusan yg terbaik untukmu.."
"Maaf karena tidak bisa memperlakukanmu dengan baik... Maaf sudah terlalu banyak menyakitimu dan maaf... membuatmu mengalami semua ini."Owen mendongak mencoba mengahalau air matanya keluar tapi mau dia tahan seperti apapun air mata itu tetap mengalir keluar sendiri.
"Aku ini memang pengecut... Orang sepertiku tak akan pantas untukmu."
Tangannya mengusap matanya kasar menghapus setiap air mata yg jatuh.
"Haa... ternyata lebih sulit dari perkiraan ku."
Owen berbalik arah berjalan menyusuri koridor yg sepi itu. Mengeluarkan ponselnya menghubungi seseorang.
"sekertaris han, apa kau sudah mendapatkan apa yg ku minta kemarin."
"Begitu, Terima kasih sekertaris han."
" boleh aku minta tolong satu hal lagi?"
"Bisa anda mencarikan sebuah hadiah yg cocok untukku?."
"Hadiah untuk seorang yg special." Owen tersenyum kecil.
"Terima kasih sekertaris han. Aku menunggu kabar baik selanjutnya."
Owen mematikan sambungan telfon lalu mengirim pesan pada ayahnya minta untuk bertemu.
"Akan lebih baik aku membereskan si jalang itu dulu." Ucapnya.
.
.Disisi lain jay kembali ke dalam kelas dia melihat shelly yg duduk dikursinya. Shelly yg melihat jay sudah kembali berusaha terlihat tenang tidak ingin membuat jay tidak nyaman.
"Hai jay!!"
"shelly."
"Jay bagaimana jadinya?" Minu berjalan menghampiri dua kawannya itu.
"Apa maksudmu minu?" Jay menatap minu pura2 bingung.
"Ck! Jangan mulai deh. Itu loh obrolanmu dengan owen."
KAMU SEDANG MEMBACA
Honest Love (Revisi)
General FictionSepenggal cinta masa muda yg penuh drama dan masalah. Gak bisa bikin deskripsi langsung mampir aja ya guys. ~Selamat membaca~