Chapter 22 : Bullshit?

3.7K 238 1
                                    

Pagi-pagi sekali Siswa/i Berkumpul di lapangan, Berbaris sesuai Kelas nya masing-masing. Pagi ini sesuai dengan Jadwal yang di tentukan akan melaksanakan Senam pagi agar Sehat.

"Ekhem." Goda Bella saat melihat Kafka berjalan Ke arah Mereka Berdua.

Zee yang melihat Laki-laki itu akan menghampiri nya Pun dengan Menghela nafas nya Dengan Kasar.

Kafka berhenti saat sudah berdiri di depan Zee, Tangan nya bergerak mengelus pucuk Kepala Gadis itu. "Gimana tidur nya, Kak?"

"Gak enak, Masih mau tidur."

Laki-laki itu terkekeh kecil Melihat wajah Kesal Zee. Memang benar Saat ini Zee masih ingin tidur tapi di Paksa ikut senan oleh Perempuan yang bernama Bella.

"Ayo Baris, Biar sehat."

Zee mengangguk kemudian melangkahkan kaki nya menjauh, Dimana tempat anak kelas nya yang sudah Berbaris Dengan Rapi.

"Coba aja gak punya pacar pasti gak akan ada yang nanya Gimana tidur nya Kayak tadi."

Gadis itu mengabaikan ucapan Bella dan memilih Untuk berbaris. Kedatangan Zee tentu membuat mereka semua menatap gadis itu. Masih jelas teringat di Ingatan mereka soal semalam dimana si Bad Girl Emerald telah resmi berpacaran dengan Pangeran sekolah Yaitu Ketua Osis Emerald.

Akhirnya, Senam pun di Mulai dengan semua siswa/i Mengikuti Gerakan Para OSIS yang di tugaskan di bagian Depan.

Zee menggerakkan tubuhnya dengan Malas sedangkan Bella Sangat semangat.

Hanya setengah Jam Musik pun berhenti membuat Zee langsung Jongkok di tempat.

"Akhirnya selesai juga joget gaje ini."

"Lo udah sebelas-duabelas Suga Bts ya."

"Hmm kan Suga Abang angkat gue."

Setelah pengakuan halu nya itu Zee langsung pergi ingin segera ke Tenda nya dan Langsung Rebahan. Bella pun menyusul Gadis itu di belakang nya dengan raut kayak menahan kesal.

Kenapa sahabat nya itu Mager sekali?!

"Mau kemana?"

Pertanyaan itu membuat Zee menghentikan langkahnya begitu juga dengan Bella.

"Ke tenda, Ngantuk."

"Yaudah, Inget ntar Jam 9 Mau di ajak Jalan-jalan pengenalan Tempat sesuai Kelompok nya masing-masing. Jadi kamu harus ikut dan Gak Boleh enggak, Ngerti kan sayang?"

Zee memandang Kafka malas, "Iyaa."

Ibu jari Laki-laki mengusap Pipi Kanan Zee dengan Lembut. "Sayang nya mana?"

Zee berdecak kesal, "Iya sayang."

Tanpa mau berbicara lagi Zee langsung pergi meninggalkan Kafka yang masih di sana Dengan senyum mengembang.

Pagi nya benar-benar cerah meskipun belum ada Sinar matahari karena ini masih Jam Lima Pagi. Tapi Bagi nya Zee adalah Matahari nya di setiap Hari.

Hilih Bucin.

"Matahari belum nongol Udah pacaran."
Sindir halus Bella yang di Abaikan oleh Zee.

----

Seperti yang ada Di jadwal.

Pagi ini adalah waktu nya Jalan-jalan di sekitar Titik Masing-masing. Kegunaannya tentu agar semua nya Mengenal dengan baik Bagian titik Mereka karena nanti Malam akan ada Permainan Kecil-kecilan.

Dan menghapal titik masing-masing adalah bagian paling Penting.

"Lo harus ikut, Zee."

LAREINA [ END ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang