Chapter 16 : Maaf.

4.6K 258 15
                                    


Sedari tadi, Gadis dengan baju piyama motip tomat itu tidak Mengangkat Wajah nya.

Gadis yang tak lain adalah Zee itu tak henti-henti nya terisak dengan Menelungkup kan Wajah nya di Atas Meja.

"Hiks.."

"G-gue capek.."

"A-apa gue sekuat itu? Hiks-Enggak"

"Sakit banget tuhaann.."

"Mama, El gak kuat.."

"Ares, Eros.. Maafin Mama"

Zee semakin terisak mengingat dua bocah itu yang sudah lama tidak Ia temui. Apa yang harus ia lakukan ketika bertemu dengan Mereka Nantinya? Haruskah Zee mengatakan bahwa Mama mereka itu Gak ada, Gak ada lagi.

Sampai saat ini Zee masih takut untuk bertemu mereka. Rasa sakit di hati nya akan semakin bertambah berkali-kali Lipat.
Wajah mereka berdua benar-benar sangat mirip dengan Dia. Lalu, Apa yang harus Zee lakukan sekarang? Apa?!

Perpindahan Jiwa, Menjadi Tiga Orang, Kepribadian Ganda, Mengurus perusahan, Sekolah, Dan tanggung jawab nya mengurus Dua bocah itu dan Bella yang Hamil.

Di tambah lagi masalah nya di sekolah sekaligus masalah Keluarga.

"Gue bisa gila.. "

Zee mengeratkan genggaman tangan nya pada Gelas yang sudah Kosong. Gadis itu saat ini sedang berada di Blue Club dan duduk seorang diri di Meja Bar sejak Dua jam Yang lalu Mungkin.

Masalah nya terlalu banyak sejak kemarin apa yang terjadi benar-benar menguras tenaga nya berserta Otak.

Rumor soal Hamil dan Istri pak Genan itu tentu sudah Lenyap. Tapi rumor Zee yang sering pergi Ke Club itu tentu masih ada sampai Detik ini. Memang sejak hari itu Zee sering pergi ke Club entah sendiri atau bersama orang terdekat nya.

Baru-baru ini, Ia di buat hampir gila karna menghadapi Alana dan Della yang sering mencari masalah dengan nya.

Ngomong-ngomong soal Alana.
Di malam itu dia benar-benar resmi menjadi tunangan Seorang Gavindra. Bahkan berita nya langsung tersebar dan Membuat satu sekolah Heboh di hari Esok nya.

Sedangkan Della, Ternyata dia belum mau menyerah untuk mendapatkan hati seorang Gavin karna nyata nya di diam-diam melakukan sesuatu yang akan membuat Gavin marah, Bukan marah pada Alana tapi malah Marah pada Zee.

Si Bangsat itu kadang melalukan sesuatu yang mana akan membuat Zee lah yang sebagai Tersangka nya.

Seperti mengunci Alana di gudang sekolah seolah Zee lah pelaku nya.

Dan sialnya, Setiap terjadi sesuatu dengan Alana maka Gavin akan Menyalahkan Zee.
Begitu juga jika Della yang menjadi korbannya maka Zee lah yang di Salahkan oleh Alva.

"Gue muak."

"Tunggu tanggal Main nya."

Dalam tangisnya, Zee tersenyum miring memikirkan rencana-rencana yang sudah ia susun dengan Matang.

Mungkin iya Dia terlihat sangat tegar dan kuat di depan semua Orang. Tapi percayalah dia itu seorang perempuan yang kadang bisa Rapuh. Apalagi soal masalalu nya di saat masih menjadi Delova, Ia berantakan.

Disisi lain, Seorang laki-laki Baru saja sampai di depan Club. Laki-laki itu keluar dari mobil, Melangkahkan kaki nya masuk ke dalam Club tersebut.

Bola matanya bergulir kesana-kemari mencari seseorang.

"Ck. Dia benar-benar sinting!"

Laki-laki itu berdecak kesal saat melihat seorang gadis yang duduk dengan wajah di sembunyikan di Balik Lengan nya.

LAREINA [ END ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang