part 9 Cinta Itu Terbalaskan

542 63 15
                                    

Alisa meninggalkan tempat duduknya sebentar untuk pergi ke toilet. iyad yang kehilangan jejaknya langsung menghampiri tempat Alisa dan mencari di sekitarnya. saat Alisa kembali iyad terlihat panik, saking buru-buru nya karena takut Alisa melihatnya, terpaksa ia harus duduk di meja sebelah Alisa. dengan menggunakan masker dan topi iyad memantau Alisa sesuai yang di perintahkan Ziyech.

gak lama Aisyah datang menghampiri Alisa, dengan segera Alisa memeluk Aisyah dengan wajah yang berkaca-kaca. iyad kembali membenarkan posisinya saat melihat yang datang adalah sahabatnya.

"eh, eh! kenapa ini? baru sampai langsung meluk aja." Alisa melepaskan pelukannya dari Aisyah dan duduk seperti semula.

"kayaknya serius banget."

"aku gak tau harus ngomong apa sama kamu, aku hanya ingin nangis." Alisa menutup kedua matanya.

"sa, kamu cerita sama aku. aku pasti dengerin kamu."

"ini soal Ziyech!" ucap Alisa membuat iyad langsung terkejut. baginya ini informasi penting untuk Ziyech. dengan segera ia mengeluarkan handphone nya dan mulai merekam.

"Ziyech si cowok itu?" tanya Aisyah mencoba mengingatnya.

"iya, beberapa hari ini aku belum cerita sama kamu. jadi malam itu Ziyech datang kerumah bersama ummi nya." Alisa mulai bercerita.

"what? dia ngelamar kamu sa?" Aisyah langsung terkejut.

"belum, dia hanya ingin ta'aruf dengan ayah dan bunda."

"terus?" Aisyah mulai memahami.

"dan kemaren dia nanya lagi soal ta'aruf itu, apakah aku siap melanjutkan ta'aruf nya?" Alisa masih santai.

"jadi kamu udah siap?"

"itu masalahnya! aku benar-benar pusing dengan semua ini. Ziyech sungguh-sungguh ingin menikahi ku, dia menginginkan ku." ucap Alisa memegang keningnya.

"maksud kamu dia sudah jatuh cinta sama kamu?" Aisyah bingung.

"itu yang membuatku ragu, aku belum bisa menjawabnya dengan waktu yang sesingkat ini."

"kamu juga suka sama dia?" tanya Aisyah mulai serius.

"aku juga gak tau."

"sa, ini perasaan kamu. bagaimana bisa kamu tidak merasakan perasaan kamu sendiri." ucap Aisyah heran.

"aku gak tau perasaan aku kayak gimana, yang pasti aku juga gak mau dia pergi."

"itu artinya kamu suka."

"enggak! aku belum bisa mengatakan itu." Alisa membantah gengsi.

"sa, tolonglah jangan gengsi. ini bukan lagi perkara cinta-cintaan."

"ini bukan gengsi! kamu tau sendiri aku orangnya gimana? aku tidak semudah itu jatuh cinta."

"tapi kalo kamu bilang tidak suka tapi gak mau dia pergi itu artinya kamu egois sa." Aisyah menatap Alisa dengan serius.

"iya terus aku harus apa?"

"udahlah! jangan debat dengan perasaan. sekarang gini aja, kamu gak mau dia pergi kan? jadi kamu lanjutkan aja ta'aruf ini." Aisyah menyarankan.

"tapi..." Alisa ingin berkata namun Aisyah memotong nya.

"sa, tolong dengerin aku! kalo kamu terus mengikuti perasaan mu yang sulit untuk jatuh cinta. bagaimana dengan keinginan mu untuk menikah? kamu tidak akan menemukan orang kamu cintai ketika ada yang melamar mu. belajar lah berdamai dengan perasaan, kamu pasti bisa mencintai Ziyech ketika kamu sudah menikah nanti." Aisyah menasehati.

ZiyechTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang