part 39 SABAR!!!

251 36 18
                                    

Jangan lupa di vote ceritanya:)
Happy reading!
.
.
.

Keromantisan yang di buat oleh Ziyech terhadapku membuat Aisyah dan Iyad pasrah menyaksikannya. Namun di tengah keromantisan itu pikiranku masih bertanya-tanya tentang dua anak yang di hadapanku ini. Aisyah dan Iyad, mereka masih terlihat diam dan belum menyentuh makanan yang di pesannya.

"Kalian gak mau makan?" Tanyaku.

"Emang kalian kenapa, kok pada buang muka gitu sih?" Tanya Ziyech heran.

"Ciee lagi marahan ya?" Ucapku menggodanya.

"Aisyah beneran gak mau makan? Ya udah aku makan aja ya!"

Aisyah langsung menarik makanan miliknya. Seketika aku menahan tawa melihat ekspresinya.

"Yad, lu gak mau makan juga?"

Iyad tersenyum tipis ke arah Ziyech dan mulai mengambil makanannya.

"Buruan makan nanti gak keburu naik perahu kaya farel!" Ucap Ziyech.

Aku hanya tertawa mendengar perkataan Ziyech pada kedua anak muda itu. Karena tidak ada rencana untuk menginap, jadi sore ini kami langsung pulang. Meskipun masih belum juga mengeluarkan suara, Aisyah dan Iyad akhirnya sudah mulai menyentuh makanannya. Gak mungkin juga sih kalo Aisyah sampai gak makan, apa kata Aisyah liburan tanpa makan? Pastinya seperti jalan tanpa pasangan.

"Kalian pasti saling suka kan?" Ucapku mencoba mencairkan suasana yang tengah beku.

Namun ternyata pertanyaan ku membuat Aisyah keselek saat makan. Bukannya mendekatkan minumannya aku malah bengong kebingungan. Dengan gerak cepat akhirnya Iyad yang memberikan Aisyah minum.

"Makasih."

Iyad hanya tersenyum tipis setipis kesabaran ku.

"Mungkin Ais grogi." Tambahku kembali menggodanya.

"Saaa!" Aisyah mulai merasa kesal namun tetap pasrah.

"Hahaha... Aku bercanda."

Ziyech terlihat fokus dengan handphone nya. Selesai makan kami langsung pergi ke mushalla untuk melaksanakan shalat dzuhur. Selesai shalat barulah aku pergi untuk menikmati keindahan alam.

Rasanya seneng banget bisa pergi ke tempat yang kita inginkan bersama pasangan halal. Rasanya MaasyaaAllah banget, tidak bisa di uraikan dengan sebuah kata-kata.

Di tepi danau aku duduk bersamanya menikmati indahnya alam di sekitarnya. Jiwaku merasa tenang saat aku dipersatukan dengan kehijauan alam. Dan yang lebih menenangkan adalah seseorang yang ada di sampingku saat ini. Aku adalah alam sedangkan dia adalah tanahnya yang dimana kekuatan ku ada pada dirinya.

"Menurut kamu lebih menyenangkan masa pacaran apa masa sesudah nikah?" Tanya Ziyech.

"Kita?"

"Iya."

"Emang kita pacaran?"

"Ya, maksudnya sebelum kita nikah."

"Sebelum nikah kita tidak banyak bertemu apalagi berdua kayak gini. Tapi ada aja moment yang mengesankan."

"Hmm, kalo sesudah nikah?"

ZiyechTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang