part 35 Melukis Senyuman

322 43 33
                                    

Welcome to part 35
Jangan lupa follow sebelum membaca
Dan jangan lupa coment and vote setelah membaca:)
Happy reading!
.
.
.

Kekhawatiran besar ada dalam diri Ziyech. Ia masih duduk di samping Alisa dengan menggenggam tangannya. Namun Alisa tak kunjung sadar dari pingsannya.

Setelah shalat Maghrib Ziyech membawa Al Qur'an ke dalam ruangan Alisa dan membacanya. Ia melantunkan ayat Al Qur'an di samping Alisa dengan suara khasnya. Matanya kembali tertuju pada istrinya itu, namun mata cantik itu belum juga membukanya. Ziyech memeluk tangannya sampai akhirnya ia tertidur. Marwah dan Aisyah juga tertidur di sofa karena menunggu Alisa yang belum juga sadar.

Ziyech terbangun dari tidurnya. Ia langsung melihat Alisa namun ia masih memejamkan matanya. Lalu melihat ke arah Aisyah dan Marwah, yang juga tertidur kelelahan. Ziyech melihat sekeliling ruangan, niatnya ingin keluar sebentar untuk mencari angin dan menghilangkan kebosanan. Namun melihat semuanya tertidur ia kembali mengurungkan niatnya.

Kebosanan menghampirinya, ia bingung apa yang harus di lakukan nya? Matanya tertuju pada sebuah Aqua. Sepertinya harus minum dulu agar lebih tenang. Pikiran itu muncul dalam otaknya. Dengan perlahan ia melepaskan genggamannya dari tangan Alisa dan mencoba bangkit dari duduknya. Saat kaki panjang itu sudah di langkahkan, tiba-tiba terhenti saat seorang gadis meraih tangannya. Alisa! Ia mulai membuka matanya dan melihat sekitar. Namun tangannya meraih tangan Ziyech yang baru saja melangkahkan kakinya. Ziyech langsung menoleh ke arah Alisa.

"Jangan pergi!" Ucap Alisa yang masih memegang tangan Ziyech.

"Alisa? Kamu udah sadar? Alhamdulillah ya Allah." Ziyech langsung duduk kembali, dengan mencium tangan Alisa lalu mencium keningnya dengan penuh bahagia.

Alisa hanya tersenyum.

"Bunda, Alisa udah sadar!" Teriaknya dengan penuh rasa senang.

Marwah dan Aisyah seketika terbangun dari tidurnya.

"Alisa? Kamu udah sadar sayang? Alhamdulillah." Ucap Marwah langsung mencium Alisa dengan perasaan bahagia.

"Alhamdulillah ya Allah, akhirnya kamu sadar sa." Ucap Aisyah seraya tersenyum ikut bahagia.

"Kamu ingat aku?" Tanya Ziyech sambil menatapnya.

"Suami aku." Ucapnya diiringi dengan air mata yang menetes di pipinya.

Ziyech begitu terharu mendengar apa yang Alisa katakan. Ia langsung memeluknya dan menciumnya lagi.

"Permisi! Saya akan mengecek keadaan pasien." Ucap dokter.

"Iya dok, silakan." Marwah dan Aisyah menggeser posisinya.

Keesokan harinya dimana Alisa sudah bisa pulang kembali ke rumah. Untuk memulihkan kondisi tubuhnya hingga stabil, Alisa di pulangkan ke rumah orang tuanya terlebih dahulu. Trauma nya hanya bisa di obati oleh pikirannya sendiri. Sebagaimana Ziyech mengingatkannya tentang siapa dirinya dan apa tanggung jawabnya. Hal itulah yang membuat Alisa mulai kembali menggunakan akal sehatnya, sehingga kini ia bisa menyadari siapa sosok laki-laki yang mencintai nya.

Ziyech, laki-laki itu tidak pernah lelah untuk mengambil kembali hati seorang gadis yang membuatnya jatuh cinta itu. Serumit apapun jalannya, langkah kakinya tidak pernah terhenti.

ZiyechTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang