Indonesia
Perjalanan antara Indonesia, Amsterdam dan London telah berakhir di hari ini. Sepasang suami istri dan sang mertua, kini telah kembali dari perjalanan jauhnya.Semenjak pulang dari sana, kesabaran nya setipis tisu di bagi tiga. Ziyech, ya tuhan ada apa dengannya? Aku tidak habis pikir apa yang membuatnya berubah menjadi emosional seperti ini? Apa kesabaran nya sudah habis ia pendam? Sikapnya akhir-akhir ini membuat kepalaku pusing.
Pagi-pagi aku sudah menyiapkan pakaiannya untuk pergi ke kantor. Dia baru saja keluar dari kamar mandinya. Hanya mengenakan celana pendek dia mengusap kepalanya dengan handuk berwarna putih itu.
"Kenapa kamu belum siap-siap?" Tanyanya seraya memakai pakaiannya yang tadi sudah ku siapkan.
"Aku berangkat siang hari ini."
"Berangkat sama siapa?"
"Sendiri, kan kamu ke kantor duluan."
"Hati-hati jangan ngebut ngebut bawa mobilnya!"
"Iyaa."
Dia berjalan ke arah cermin. Sambil melihat dirinya dia memasang dasinya santai. Rupanya dasi itu membuat ulah, lagi-lagi kesabaran nya menghilang saat memasang dasi itu. Aku memperhatikannya dari belakang, dia begitu terlihat pusing.
"Ini dasi kenapa susah banget sih di aturnya?!" Benar saja, kesabaran nya hilang. Aku mendekatinya dengan penuh sabar dan perhatian.
"Sabaaar!!! kamu kenapa sih akhir-akhir ini emosi mulu?" Aku membenarkan dasinya.
"Siapa yang gak emosi, ini udah telat ke kantor, dasi malah susah di atur."
"Kan bisa pelan-pelan, gak usah pake emosi juga."
"Tuh! kalo sabar, pelan-pelan pasti beres kok." Ucapku lagi setelah beres memakaikan dasinya.
"Makasih."
"Tas nya jangan lupa!"
"Iya, aku berangkat dulu!" Dia mencium keningku lalu aku mencium tangannya. Aku ikut turun untuk mengantarkannya ke depan rumah.
"Hati-hati!" Lambaian tanganku mengiringi keberangkatannya.
Kepalaku tiba-tiba saja pusing. Mungkin karena aku terus bersabar menghadapi sikap anehnya akhir-akhir ini. Sambil memegang kening dengan tangan kanan, aku berjalan masuk ke dalam rumah. Sebelum berangkat praktek, aku bisa istirahat untuk memulihkan kondisi tubuhku. Akhir-akhir ini kepalaku terasa pusing, dan akhir-akhir ini juga Ziyech terlihat lebih emosional. Perubahan buruk apa yang kami bawa dari London? Astaga!!! Ini tidaklah baik!
Sebelum berangkat, aku mencoba untuk membuat sarapan di rumah. Pagi tadi aku tidak membuatnya karena Ziyech terlihat buru-buru dan tidak mau sarapan di rumah. Ya, mungkin mood nya lagi gak bagus itu sebabnya dia tidak ingin sarapan di rumah.
Ku ambil sebuah roti dalam kulkas bersama dengan mentega nya. Roti bakar adalah sarapan paling simpel untuk kita yang takut akan terlambat, entah itu kerja ataupun sekolah. Dua roti saja ku siapkan di atas sebuah piring, lalu ku buka kotak mentega untuk ku oleskan pada sebuah roti itu. Tapi, bau mentega itu tidak lagi seperti biasanya. Sekalian ku cium mentega itu, dan ternyata!!! Hampir saja aku muntah mencium baunya.
"Kenapa, non?" Tanya bi Inah yang baru saja datang dari rumah Ummi.
"Ini mentega nya kok bau ya, bi?"
"Perasaan baru beli, coba Inah lihat!"
Ku berikan mentega itu pada Inah.
"Enggak kok, non. Expired nya ada masih lama."
"Masa sih?"
"Iya, coba non lihat sendiri."
Ku lihat tanggal di balik kemasan itu, dan ternyata benar mentega itu masih bagus untuk di gunakan. Tapi kenapa penciumanku.....? "Iya sih, tanggal nya masih lama. Tapi, tadi hampir saja saya muntah bi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ziyech
Romance⚠️just for fun ygy⚠️ Yang bener YANG JUDULNYA "MINE" "aku tidak tau jika dia adalah idaman para wanita, yang aku tau, aku adalah wanita yang menjadi idamannya" (Shakira khalisa) \\jangan lupa: <follow <vote <komen terimakasih.....