part 17 Semangatku Mencerahkan Langit Qatar

509 69 73
                                    

Welcome to part 17
Jangan lupa follow sebelum membaca
Jangan lupa vote dan coment setelah membaca:)
Happy reading!

Suami,
hari ini aku harus ikut dengan nya, mungkin bukan hanya hari ini tapi setelah ini aku akan mengikutinya kemanapun. Dia laki-laki yang harus aku patuhi setelah ayah, sekarang dia adalah kehidupan ku. Jam 6 pagi aku dan Ziyech sudah siap untuk berangkat, kami turun ke bawah dengan membawa koper dan barang-barang lainnya.

"Ummi udah siap?" Tanya Ziyech.

"Udah, kalian sarapan dulu ummi udah duluan tadi."

"Iya mi." Aku duduk mengikutinya.

Perjalanan yang lumayan jauh dari Indonesia ke Qatar. Ini adalah pertama kalinya aku pergi kesana dan langsung bersama suami.

Jam 7 pagi kami berangkat dari rumah menuju bandara Soekarno-Hatta. Iyad yang mengantarkan kami kesana.

"Makasih yad, gua nitip semuanya."

"Lu tenang aja semua aman."

"Ummi titip rumah sama kamu, kamu tidur dirumah ummi aja ya."

"Iya ummi."

"Hati-hati bro semoga juara."

"Siap."

Aku keluar dari mobil dan menggandeng tangan ummi. Ziyech berjalan di depan dengan membawa sebuah koper. Dan akhirnya aku bisa beristirahat di pesawat. Ziyech selalu memastikan ku aman karena ia tidak hanya menjagaku tapi juga menjaga ummi. Dia adalah laki-laki hebat yang menjaga dua wanita dengan penuh tanggung jawab.

"Kalo mau tidur tidur aja ya."

"Belum."

"Yaudah, kamu liat awan itu kan?" Ziyech menunjuk ke arah awan di perjalanan.

"Iya aku liat."

"Dulu aku pernah naik pesawat saat malam, lalu aku melihat bintang yang indah tapi bintang itu malah jatuh."

"Emang bintang jatuh itu beneran ada bukannya cuma mitos ya?" Ucapku dengan wajah polos.

"Ada kok, buktinya sekarang aku mendapatkan bintang itu. Dan kamu adalah bintangnya."

"Jangan gitu malu ada ummi."

"Ummi kalo naik pesawat fokus kadang juga tidur jadi aman."

"Kamu gombalnya gak tau tempat."

"Iya itu benar, karena kamu tempat segalanya bagiku."

"Tempat makan? Tempat tidur atau tempat sampah? Jahat banget."

"Tempat makan kalo ada kamu aku nafsu makan, tempat tidur kalo gak ada kamu aku gak bisa tidur, tempat sampah tempat aku membuang rasa marah ku. Jadi kamu segalanya kan?"

"Aneh banget, bisa aja jawab."

"Iya, kamu juga jawaban dari setiap doaku."

"Andai saja perjalanan ini melewati planet mars, aku akan menitipkan mu di sana."

"Untuk apa?"

"Agar aku bisa tau apakah kamu masih bisa hidup tanpa aku? Eh maksudnya tanpa oksigen." Aku sedikit tertawa kecil.

"Hmm... Andai saja perjalanan ini melewati bulan."

"Untuk apa?"

"Aku ingin menanyakan apakah dia insecure dengan bulan ku yang ini." Ziyech menatap ke arah ku.

"Kalo begitu aku harus melewati matahari."

"Kenapa?"

"Aku harus memberitahu nya bahwa dia tidak perlu menyinari ku, karena ketampanan mu sudah menyinari hatiku." Balas ku menggombal balik.

ZiyechTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang