part 23 Pertama Dan Terakhir

346 59 40
                                    

Welcome to part 23
Jangan lupa follow sebelum membaca
Dan jangan lupa coment and vote setelah membaca:)
Happy reading!
.
.
.

Foto masa kecil, Ziyech melihat beberapa foto Alisa yang tersimpan di kamarnya. Misteri itu belum terpecahkan sebelum Ziyech tau bagaimana masa kecilnya Alisa. Dan satu-satunya cara adalah memperlihatkan foto masa kecilnya yang berada di sana. Dari banyaknya foto yang tidak berbingkai, Ziyech menemukan satu foto, dalam foto itu terlihat Marwah dan Haidar yang sedang berada di villa. Alisa tidak terlihat dalam foto itu, tapi itu tidak masalah. Dengan segera Ziyech memberikan foto itu pada Alisa yang sedang membaca buku.

"Sayang kamu lihat ini!" Ziyech memperhatikan foto itu.

Aku menaruh buku yang sedang ku baca, lalu ku ambil foto yang Ziyech berikan. Ku perhatikan sambil berusaha untuk mengingatnya.

"Kamu ingat foto itu dimana?"

Aku mengangguk pelan.

"Kamu serius? Coba katakan dimana tempat itu?"

"Itu ayah sama bunda lagi di," Bayangan bayangan itu kembali muncul di kepalaku. Saat Aku melihat ayah dan bunda sedang berantem, membuat kepalaku terasa sakit.

"Lagi dimana? Ayo katakan." Ziyech tambah penasaran.

"Kepalaku sakit, aku gak mau mengingat itu." Aku menangis dan bersandar di bahu Ziyech.

"Sayang, kamu kenapa?" Ziyech panik, apa yang sebenarnya terjadi di masa lalunya? Kenapa Alisa tidak ingin mengingatnya? Ah, kalo gini gimana caranya aku mengetahui tentang gadis itu. Keluh Ziyech dalam hati.

"Oke, kalo kamu gak mau mengingat itu kamu jangan memaksakan." Ziyech mengusap-usap kepalaku.

Ziyech semakin penasaran untuk memecahkan misteri itu. Sedangkan aku masih menangis di pelukannya.

"Aku gak tau kalo kamu benar-benar tidak bisa mengingat masa kecilmu itu."

"Aku jug gak tau, kenapa di saat aku mengingatnya kepalaku terasa sakit." Ucapku dengan air mata yang masih tergenang di mataku.

"Ya udah kamu istirahat aja, kalo masih sakit besok jangan dulu masuk kerja."

"Kamu besok mau ke kantor?" Tanyaku menatapnya.

"Iya, besok aku udah masuk kantor." Ziyech mengelap air mataku.

"Aku juga harus masuk."

"Boleh, tapi jangan di paksakan."

"Enggak kok." Aku menggelengkan kepala.

"Ya udah, sekarang kamu tidur."

"Good night!" Aku tersenyum.

"Night." Ziyech mencium keningku lalu aku tidur di sampingnya.

Keesokan harinya, Ziyech berangkat ke kantor lebih pagi sebelum aku berangkat kerja. Ku siapkan semua kebutuhannya termasuk pakaian hingga sarapannya.

Hari ini, kembali menjadi hari pertamanya ke kantor setelah sebulan lebih menyerahkan tugasnya pada sahabatnya itu. Setelah selesai sarapan Ziyech langsung berangkat duluan. Kenapa aku tidak berangkat bareng bersamanya? Karena hari ini, aku tidak berangkat sepagi dia berangkat ke kantor.

"Aku berangkat ya."

Aku mencium tangan Ziyech, lalu Ziyech mencium keningku seperti biasa.

"Nanti kamu hati-hati bawa mobilnya."

"Iya, kamu juga hati-hati ya!"

"Pasti, assalamualaikum!"

"Waalaikumsalam." Senyumku mengiringi keberangkatannya.

ZiyechTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang