part 54 Ziyesha Gavinesta

253 35 31
                                    

HALLO!
JANGAN  VOTE CERITANYA YAA!

Karena nama yang di kolom komentar membingungkan aku, jadi aku mikir sendiri aja dan ngambil dari satu komen gak tau siapa wkwk

HAPPY READING!
<>
<>
<>

"Sorry ya aku gak bisa jemput kamu soalnya di sini sibuk."

Merupakan sebuah pesan yang Iyad kirimkan pada Celine. Lagi-lagi Iyad menolak untuk menjemput Celine ke rumahnya. Bukan apa-apa, tapi hari ini ia benar-benar sedang sibuk. Tidak ada lagi orang di rumah yang bisa di andalkan kecuali Iyad.

Seminggu setelah lahiran. Biasanya di setiap daerah memiliki budaya masing-masing. Seperti adanya acara syukuran setiap bayi berusia satu Minggu atau pada hari ketujuh setelah lahiran. Tapi, ada juga yang menggunakan ketika bayi berusia empat puluh hari atau yang biasa di sebut dengan marhaban. Dimana setiap bayi akan di cukur rambutnya pada hari ke empat puluh itu. Syukuran sekaligus pemberian nama pada bayi, hari ini aku mengundang beberapa teman ku seperti Aisyah dan Celine. Tidak hanya teman, aku juga turut mengundang tetangga-tetangga komplek terdekat.

Dalam Islam setiap bayi laki-laki yang di aqiqah harus memotong dua ekor kambing. Sesuai syari'at semua kebutuhan sudah di siapkan. Tidak hanya kambing tapi juga berbagai macam makanan yang di siapkan untuk para tamu yang hadir.

Ziyech sudah rapi dengan celana panjang berwarna hitam dan kemeja berwarna coklat muda. Baju itu adalah baju couple dari gamis yang ku pakai di hari ini. Sebagai orang tua aku dan suamiku sudah terlihat rapi dan siap untuk bertemu dengan banyaknya orang.

"By, coba kamu lihat aku." Ziyech langsung segera menoleh ke arahku. Lalu aku memasang wajah tersenyum yang membuatnya ikut tersenyum sambil sedikit tertawa. "Iya, udah cantik. MaasyaaAllah!" Puji nya paham dengan apa yang ku maksudkan.

"Bajunya udah pas belum?"

"Udah. Semuanya cantik baju dan orangnya pas banget pokonya perfect."

"Kalo udah muji berlebihan."

"Kan emang faktanya kamu cantik pake banget, apalagi hari ini."

"Berarti tiap hari aku gak cantik?"

"Cantik apalagi hari ini artinya hari ini lebih dari cantik."

"Hmm, iya-iya. Dede udah sama Ummi, kan?"

"Iya udah di bawah tinggal kita."

"Ya udah, ayo."

Aku meraih tangannya dan menggandengnya turun ke bawah. "Eh, sebentar! Kertas namanya di mana?"

"Udah di aku."

"Oh, syukurlah kalo gitu." Kedua kaki kembali ku langkahkan. Dengan penuh rasa syukur hari ini aku sangat bahagia karena bisa mengumpulkan banyak orang untuk melihat putra kecilku.

Di sana orang-orang yang sedang mengobrol satu sama lain seketika matanya langsung tertuju kepada ku dan pak suami. Berbagai ekspresi terlihat pada wajah mereka. Selain tamu yang hadir untuk menyaksikan, tamu spesial yang menjalankan acara juga sudah hadir di hadapan mereka. Dia adalah ustadz dan para jajarannya.

Ayah sudah terlihat bergabung dengan ustadz dan bapak-bapak lainnya. Ziyech langsung menghampirinya dan ikut bergabung sedangkan aku menghampiri Ummi dan bunda yang sedang menggendong anakku.

ZiyechTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang