part 26 Prahara Cinta

331 52 31
                                    

Welcome to part 26
Jangan lupa follow sebelum membaca
Dan jangan lupa coment and vote setelah membaca:)
Happy reading!
.
.
.

4 bulan kemudian....
Bulan depan genap nya satu tahun pernikahan kami, tidak terasa waktu cepat berlalu. Kehadiran sang buah hati, masih menjadi harapan utama dalam kehidupanku dan Ziyech. Doa dan usaha, dua hal yang selalu kami lakukan setiap saat.

Di tengah harapan besar, senyuman itu selalu kami tampakkan di setiap harinya. Seperti hari ini, aku sudah menyiapkan pakaiannya untuk pergi ke kantor. Aku menyambutnya dengan senyuman di pagi hari, dia sudah terlihat rapi, tidak lupa dengan parfumnya yang biasa dia gunakan dari sebelum nikah itu.

"Kamu ganti parfum ya?" Tanyaku, merasa bau parfum Ziyech sangat berbeda.

"Enggak, ini yang biasa aku gunakan kok."

"Tapi kok baunya beda sih," Ku tutupi hidung ku dengan tangan.

"Emang iya?" Ziyech mencoba menciumnya.

"Perasaan sama aja." Ucapnya.

"Ya udah buruan keluar, aku gak suka baunya."

"Loh, tiap hari juga ini yank."

"Kamu pake nya kebanyakan."

"Enggak,"

"Udah ayo kita keluar, tar kamarnya bau."

"Kamu kenapa sih? Aneh banget."

Aku mengantarnya keluar, seperti biasa ku cium tangannya lalu dia mencium keningku. Aku masih menutupi hidung ku, sebelum Ziyech benar-benar pergi dari hadapanku.

"Kamu kenapa?" Tanya bunda.

"Itu mas Ziyech kayaknya ganti parfum, wangi nya gak enak."

"Ooh, kirain ada apa."

"Alisa ke atas dulu, mau siap-siap berangkat kerja."

"Ya udah."

Aku kembali ke kamar, saat aku masuk baunya semakin menyengat, karena mungkin pintunya aku tutup. Jadi udaranya tidak keluar. Ya ampun, aku gak suka bau parfum nya. Gara-gara ini, aku harus bolak-balik kamar mandi.

Aku segera keluar kamar setelah rapi dan siap untuk pergi kerja. Seperti biasa aku pergi menyetir sendiri, karena arahku yang berbeda dengan Ziyech. Itu sebabnya kami jarang berangkat bareng. Tapi itu tidak masalah, karena aku sudah terbiasa pergi sendiri dari aku masih kuliah dulu.

"Sa, di depan tinggal satu pasien tapi data-datanya tidak lengkap. Gimana?" Ucap Aisyah.

"Suruh masuk aja!"

"Tapi, sa."

"Itu urusanku sama pak Agus."

"Ya udah, aku gak ikutan ya."

"Iya."

Aisyah membawa anak itu bersama ibunya masuk ke ruangan ku. Segera ku periksa anak itu, lalu ku berikan beberapa obat yang harus di minumnya nanti.

ZiyechTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang