Ziyech

part 56 Ziyech & Alisa

WELCOME TO LAST PART TEMAN-TEMAN!
♥
Terima kasih buat kalian yang udah setia menemani cerita ini sampai di bab terakhir. Gak kerasa tiga bulan sudah halusinasi ini kalian baca. Terima kasih sudah menemani aku menghalu dengan cerita yang tidak tahu arah dan tujuan wkwk.

Silakan kalian ambil yang baik nya dari cerita ini dan buang yang buruknya! Pelajari apa yang dapat di ambil, selebihnya ini hanya hiburan!

JANGAN LUPA DI VOTE!
INI PART TERKAHIR LOH, ABIS INI KALIAN GAK BISA VOTE LAGI KAN?!:(

HAPPY READING!!!

Empat tahun, bukanlah waktu yang singkat untuk perjalanan rumah tangga yang penuh lika-liku. Bukan waktu yang mudah untuk kita berada di detik ini, sampai hadirnya si kecil yang selalu menjadi impian dalam rumah tangga. Dia sekarang berusia satu tahun. Bukan hal yang mudah pula untuk kami memilikinya. Satu tahun penantian yang berakhir kehilangan, itu adalah ujian yang hampir memisahkan kami. Namun cinta dan kepercayaan nya mampu mengembalikan rumah tangga yang hampir terjatuh.

Banyak hal yang aku temukan dalam rumah tangga ini. Salah satunya adalah cinta. Cinta yang di berikan nya mampu membuatku yakin bahwa hidup dengannya adalah kebahagiaan. Aku menemukan kebahagiaan dalam cinta yang di berikan nya. Cintanya yang selalu dilibatkan dengan sang pemberi cinta mampu membuatku tergila-gila.

Aku tidak tahu, apakah langit akan kembali mendung setelah pancaran cahaya matahari itu menghilang? Mungkin seperti itu pula pudarnya senyuman ku jika aku kehilangannya. Warna ini sudah terlalu banyak dan akan memakan waktu yang banyak pula jika aku harus menghapus nya satu-persatu. Tapi aku tidak pernah berpikir tentang hal itu. Yang aku pikirkan adalah bagaimana caranya agar rumah tangga ini tetap kokoh dengan bimbingan mu yang sesuai dengan ajaran-ajaran rasul.

Laki-laki yang ku temukan itu, kini sedang terduduk menyuapi sang buah hati. Anak yang selalu memancing emosinya, namun ia sangat menyayanginya. Hari ini dia mengajakku ke satu tempat yang katanya adalah tempat paling bersejarah dalam pertemuan ku dengannya.

"Kenapa berangkat nya harus sore?" Tanyaku yang sedang merapikan pakaian karena hari ini adalah weekend.

"Sekali-kali kita jalan sore. Kalo siang kasian Gavi kepanasan."

"Emang kita mau kemana sih?"

"Nanti juga tahu. Tempat pertama kali aku ajak kamu jalan dan sekarang kita ke sana sudah bertiga. Hari ini juga tepat ulang tahunnya Gavi yang ke satu tahun."

"Pertama kali kita jalan dimana sih?"

"Nanti juga kamu tahu kalo di sana ada kenangan."

"Ayah kamu Dhe, dari dulu suka banget ngasih teka-teki. Gak pernah tuh mau jalan tempatnya di kasih tahu dulu."

"Kalo di kasih tahu kan gak seru, iya gak Dhe?" Sambil di suapi anak itu melompat-lompat seakan paham dengan apa yang di bicarakan ayahnya. "No jump jump, baby!"