part 27 Pelangi Setelah Hujan

333 52 39
                                    

Welcome to part 27
Jangan lupa follow sebelum membaca
Dan jangan lupa coment and vote setelah membaca:)
Happy reading!
.
.
.

Tatapannya membuat suasana antara aku dan Ziyech menjadi hening. Wajah panik dan takut itu masih terlihat jelas oleh Ziyech. Dengan tangan sebelah kanan yang memeluk boneka, dan tangan kiri yang membawa donat, aku tersenyum tipis di hadapannya.

"Kamu kenapa?" Tanyanya, seolah-olah tidak mengetahui apapun.

"Enggak papa, aku nunggu kamu kelamaan. Jadi, aku jalan nyariin kamu." Ucapku ragu sambil tersenyum tipis.

"Kok kayak takut gitu, ada apa?" Tanyanya lagi, membuatku semakin panik.

"Enggak ada apa-apa, kita pulang sekarang." Aku melihat ke belakang, lalu tersenyum lebar ke arah Ziyech.

"Oh," Ziyech berusaha untuk sabar.

"Kenapa kamu bohong, Alisa. Kamu sudah membohongiku, kamu membohongi suami kamu sendiri. Apa yang kamu lakukan ini? Sungguh, rasanya aku ingin marah, tapi aku sayang sama kamu, aku sayang kamu, Alisa." Lirih batinnya berkata, dengan kepedihan dan rasa kesal yang ia redam karena rasa sayang yang begitu besar.

"Ayo pulang! Kamu kenapa diem?" Ucapku, melihat Ziyech yang masih bengong menatapku.

"Iya." Jawabnya singkat.

Aku mengikutinya berjalan dari belakang, aku tidak mengerti kenapa ekspresi nya sangat aneh, tidak ceria seperti biasanya. Marah juga nggak, tapi kenapa dia tidak mengambil barang yang ku bawa? Ekspresi wajah dan sikapnya membuatku bertanya tanya, ada apa dengannya? Apa benar, dia melihatku dengan Andrew? Tapi, jika dia melihatnya, pasti dia marah. Ah, ini sungguh membuatku pusing.

Dari mall sampai ke mobil, aku dan Ziyech hanya berjalan tanpa sebuah obrolan. Kami berjalan layaknya seorang bos dan asisten, dia berjalan di depanku, dan aku berjalan di belakangnya dengan tangan yang penuh. Sampai di mobil pun keadaan masih sama, membuatku semakin bingung.

"Kamu kenapa, kok diem aja?" Tanyaku santai.

"Gak papa."

"Ooh."

"Kamu sendiri kenapa?"

"Aku baik-baik aja, gak ada apa-apa."

"Serius?"

"Iya."

"Mukanya tegang banget."

"Enggak, biasa aja."

"Kamu jangan bohong sama aku."

"Bohong apa?"

"Kok kamu bisa, bohong sama suami kamu sendiri?"

"Maksud kamu."

"Laki-laki tadi siapa?" Ziyech mulai serius.

Wajahku langsung kembali panik, ketakutan itu kembali muncul. Feeling ku semakin kuat, pasti Ziyech melihat kejadian tadi.

"Laki-laki yang mana?" Aku berusaha santai.

"Kamu jangan pura-pura gak tau, apa susahnya sih jujur sama suami?"

"Ya, aku gak tau, laki-laki yang mana yang kamu maksud?"

"Kamu ketemuan sama Andrew?"

"Astaghfirullah, mas. Gak mungkin aku melakukan hal kayak gitu."

"Terus kalo bukan ketemuan ngapain? Kamu sengaja ya, ngajak aku ke mall, biar kamu bisa ketemuan sama Andrew?"

"Astaghfirullah, tadi aku gak sengaja ketemu, pas lagi nunggu kamu."

ZiyechTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang