part 36 Kembali Merakit

296 35 26
                                    

Welcome to part 36
Jangan lupa follow sebelum membaca
Dan jangan lupa coment and vote setelah membaca:)
Happy reading!
.
.
.

Semakin hari kondisi Alisa semakin membaik. Oleh karenanya, Ziyech memutuskan untuk kembali membawa Alisa pulang ke rumah. Dua Minggu sudah meninggalkan rumahnya kosong tanpa penghuni, dan hari ini mereka sudah siap untuk kembali membangun keharmonisan dalam rumah tangganya.

Pagi itu cuaca masih terlihat sejuk, lalu ku buka jendela kamarku, angin sejuknya langsung menyambut baik di pagi hariku. Aku telah kembali, bersama dengan senyuman manis di wajahku. Pria tampan itu, kini kembali menjadi semangat di setiap hariku setelah khilaf ku yang membuat semangat itu redup bagai daun yang kering tertiup angin.

Setelah ku buka pintu jendela itu, wajah tampannya tersorot cahaya dari luar. Bibir love nya itu terlihat lebih jelas saat matanya masih tertutup. Ya, selepas subuh tadi dia kembali tidur karena kecapean menjagaku seharian. "Kasian!" Aku menghampirinya, mengelus pipinya sambil tersenyum menatap wajahnya yang sama sekali tidak terlihat sebagai aib meskipun sedang tertidur.

Perlahan matanya terbuka karena cahaya yang semakin terang menyoroti wajahnya. Senyuman ku menyambut pagi harinya. "Udah siang ya?" Tanyanya.

"Masih pagi kok, mau tidur lagi?"

"Udah lihat senyum kamu gak bisa tidur."

"Baru juga bangun udah gombal aja."

"Daripada bangun langsung marah-marah, mending gombal hati juga senang."

"Iya deh sipaling gombal."

"Enak ya punya istri cantik, pagi-pagi bangun tidur hati juga langsung cerah."

"Iya sama kayak aku, bangun tidur langsung melihat menampakkan indah seperti habibi ku ini."

"Mana ada penampakan indah?"

"Karena dari sudut manapun tidak ada yang bisa melihat sisi burik nya kamu."

"Udah pinter gombal ternyata."

"I'm serious, kamu benar-benar setampan itu. You so perfect in the my eyes." Dengan suara rendah aku menatap matanya serius. Bibirnya perlahan tersenyum lebar mendengar apa yang aku katakan.

"Bahkan kamu lebih dari itu." Ucapnya.

Kedua mata itu saling menatap tajam. Dari bola matanya terlihat sangat serius dengan apa yang di katakan oleh keduanya.

"Kok jadi hening sih?" Ucapku mengalihkan pandangan.

"Mataku gak pernah bosan untuk menatap mu."

"Udah udah jangan gombal mulu, hari ini kita pulang ke rumah kan?"

"Udah gak sabar kayaknya pengen pulang ke rumah."

"Aku udah kangen dengan kamar kita."

"Emang disini bukan kamar kita?"

"Maksud aku kamar kita yang disana."

"Iya-iya, aku bercanda. Kesabaran kamu tipis banget sih."

ZiyechTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang