part 46 Senyuman

245 33 27
                                    

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENTAR!!!
Happy Reading!
.
.
.

Senyuman itu telah kembali menyambut hariku. Senyuman yang sempat hilang beberapa hari lalu. Kini dirinya telah kembali bersamaan dengan senyum manis miliknya.

Aku membuka mata di waktu subuh. Seorang lelaki menggunakan peci hitam, dia tersenyum mengelus pipiku. Penglihatan ku masih buram dan tidak jelas, tapi senyumannya menjelaskan semuanya. Aku mengucek mata dan mengedipkan nya, melihat sosok laki-laki yang masih tersenyum sambil mengusap kepalaku.

"Nyenyak banget tidurnya."

"Mas, Ziyech?!" Aku segera duduk.

"Kita shalat subuh berjamaah, ya."

Aku mengangguk ragu. Nyawa yang belum terkumpul membuatku bingung apa yang terjadi semalam? Kenapa pagi ini seketika semuanya berubah?

Ziyech sudah terlihat rapi dengan sarung dan peci nya. Aku segera memasuki kamar mandi dan shalat berjamaah dengannya. Saat aku mencium tangannya, dia menahannya sambil memegang kepalaku. Perlahan dia mendekati ku, mencium keningku dan langsung memelukku.

"Maafin aku, Aku selalu bikin kamu nangis!"

Wajahku masih datar tanpa ekspresi. Seakan tak percaya bahwa semuanya akan kembali lagi. Ziyech melepaskan pelukannya dan menatap wajahku yang tanpa senyuman itu. "Sayang, kamu maafin aku, kan?"

Aku mengangguk pelan.

"Kamu kok diem aja? Masih marah sama aku?"

Aku menggelengkan kepala.

"Terus, kenapa gak ngomong? Aku kangen suara kamu. Ayo ngomong!"

"Makasih!"

"Makasih untuk apa?"

"Makasih, karena kamu sudah memberikan senyuman itu kembali."

"Aku janji, mulai sekarang senyuman ini tidak akan pernah hilang lagi. Senyuman ini akan selalu ada untuk kamu, aku akan memberikannya untuk mu."

"Makasih." Aku hanya tersenyum tipis.

"Sayang, kok kamu gak ceria sih? Kamu mikirin apa?"

"Mikirin kamu!"

"Kenapa mikirin aku?"

"Bagaimana jika kamu seperti kemarin-kemarin lagi? Aku benar-benar gak bisa menjalani hidup seperti itu."

"Kamu dengerin aku ya, kamu boleh takut kehilangan aku, tapi jangan sampe berpikir aneh-aneh kayak gitu. Semarah apapun aku gak mungkin ninggalin kamu!"

"Kamu sering mengatakan itu, tapi, nyatanya sama. Kamu selalu bikin aku takut untuk kehilangan kamu."

"Iya, aku tahu. Aku udah bikin kamu nangis dan kadang mengulangi hal yang sama. Tapi, aku gak mungkin buat ninggalin kamu."

"Kamu gak bakal ninggalin aku, tapi kamu bikin aku takut kehilangan kamu."

"Oke, aku sadar aku belum bisa jadi suami yang baik buat kamu, aku belum bisa memegang ucapan aku, tapi satu yang harus kamu tahu, aku tidak pernah memiliki alasan untuk marah sama kamu!"

"Kenapa gak punya alasan? Kamu harus punya alasan nya agar aku bisa memperbaikinya."

"Gak ada!"

"Kenapa?"

"Emangnya kamu pernah merasa bikin aku marah?"

"Ya, aku gak tahu makanya nanya kamu."

"Gak pernah kan? Itu sebabnya aku gak punya alasan."

ZiyechTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang