Tempat mereka berkumpul masih sama, namun suasana yang mulai berbeda. Taeyong, Rowoon, Yuta dan Sejun bahkan masih sibuk dengan laptop mereka. Sisanya, seperti Johnny, Ten dan Wonwoo hanya ikut memperhatikan kesibukan orang-orang di samping mereka.
"Si Doy kapan wisuda ya?" Tanya Taeyong yang sudah jenuh dengan aktivitasnya dan kini tangan pemuda itu juga terulur pada kotak rokok terdekat. Entah milik siapa.
Tidak ada yang bisa menjawab pertanyaan Taeyong, namun beberapa pasang mata menuntut jawaban pada Wonwoo. Pemuda yang dituju tampak melepas kacamatanya dan sempat memijat keningnya sebentar.
Hanya helaan napas meluncur dari bibir seorang Wonwoo. Pemuda itu balas menatap satu-persatu teman-temannya. "Jangan berharap banyak ya sampe Jiwoo sendiri yang bocorin."
"Ah Doyoung udah nggak seru," ledek Yuta meski sang target tidak bersama dengannya.
Johnny tampak melempar bungkus rokok setelah ia mengambil sebatang, lalu menyandarkan punggung sambil menyulut rokok dengan korek gas. "Won, bilangin Jiwoo." Johnny sempat memberi jeda pada ucapannya untuk sekedar menyesap rokok dan menghembuskan asap ke udara. "Tukar informasi Doyoung sama informasi tentang Heedo."
Tidak hanya Wonwoo yang terkejut. Tentu saja Taeyong juga tak kalah terkejut. Pasalnya, pemuda itu yang terakhir kali meminta bantuan Johnny saat mereka bertemu di jam istirahat siang tadi.
"Secepat itu?" Taeyong tampak meragukan kebenaran ucapan Johnny.
Beberapa spekulasi mulai bermunculan. Mulai dari menebak Heedo masih di Jakarta, atau di kota lain yang masih di dalam negeri. Bahkan Sejun sampai memutar badannya dan menatap berkeliling, mengantisipasi jika saja ternyata Heedo justru ada di sekeliling mereka.
Johnny tampak menggeleng masih sambil menikmati nikotinnya. Pemuda itu bahkan tidak sadar jika hanya Ten yang masih tetap bungkam dan menatapnya sambil tidak hentinya berpikir sesuatu.
"Apa Heedo sama Seunghee?"
Semua terkejut dengan pertanyaan Ten. Tak terkecuali Johnny yang sampai membatalkan niat untuk menyesap rokoknya lagi. Pemuda itu menegakkan tubuh, bahkan tidak ragu untuk mematikan rokoknya pada permukaan asbak.
"Lu tahu sesuatu, kan?" desak Johnny tanpa basa-basi lagi.
Ten hanya mengangkat bahu. "Coba tanya Somin, dia tahu nggak Seunghee dimana?" Ten balik melempar pertanyaan tanpa terpengaruh dengan desakan Johnny. Lagipula pemuda itu tidak ingin ada yang curiga jika dirinya sudah mulai saling bertukar pesan dengan Hayoung meski hanya sebatas Hayoung menanyakan tentang Heedo.
***
Berkilo-kilo meter dari sana. Dengan berlatar belakang laut dan hembusan kencang angin malam, pemuda itu duduk di tepi pembatas bersama seorang gadis yang bersandar pada pembatas yang sama. Di sanalah Heedo dan Seunghee berada.
"Kita udah dua minggu di sini," kata Seunghee sambil memeluk dirinya sendiri. Tadi Heedo sudah mengajaknya pulang, tapi gadis itu menolak.
Heedo turun sambil melepaskan jaketnya dan tanpa ragu memberikan benda itu pada Seunghee dengan sedikit memaksa karena gadis itu sempat menolak. Seunghee hanya memakai kaos tipis seukuran badannya dan celana jeans sebawah lutut. Sangat berbeda dengan penampilan gadis itu selama ini.
"Maafin gue, Do."
Heedo membawa dirinya berdiri di depan Seunghee, menatap gadis yang lebih pendek darinya itu. "Kita udah janji buat nggak bahas hal itu lagi, 'kan?"
"Gue ada tabungan buat beli tiket pesawat biar lu bisa balik."
"Gimana caranya? Dompet sama hp kita hilang. Gimana bisa beli tiket pesawat kalau nggak ada identitas? Dan lagipula uang itu buat biaya hidup lu di sini. Besok gue udah bisa kerja di pengiriman. Kita disini bareng-bareng, gue nggak bisa pulang sendirian." Heedo membalikkan badan, sudah tidak ingin berdebat dengan Seunghee lagi dan memilih untuk melangkah pergi. Tidak peduli jika Seunghee tidak menyusulnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
SKY AND EARTH
Fanfiction"Persahabatan gue terasa seperti bisnis." -Wonwoo "Doyoung gitu-gitu harga dirinya tinggi, mana mau sama cewek yang lebih kaya dari dia." -Taeyong "Gue cuma ngebayang gimana sahabat gue berada di posisi kayak dia, gue cuma berharap ada orang baik ya...