35. Tanggung Jawab

39 3 8
                                    


"Udah malem. Aku pulang ya?"

Bukannya menjawab, Taeyong justru berdiri. "Tunggu bentar," ujarnya yang kemudian terburu-buru melesat menaiki tangga. Tidak terlalu lama, cowok itu hanya mengambil jaket, kunci mobil dan dompetnya. Ponselnya juga tidak luput ia sambar dari atas meja. Membuat Euijin hanya menatap bingung padanya.

"Mau ke mana?" tanya gadis itu dengan tatapan heran karena seharusnya Taeyong tetap di rumah mengingat pemuda itu kurang enak badan. "Lagi sakit juga."

Taeyong menoleh dengan ekspresi cemberut. "Iya udah naik taksi," ujarnya kemudian sambil meletakkan kunci mobilnya diatas meja kemudian mulai memainkan jari diatas layar ponselnya sambil memakai jaketnya.

Euijin hanya menghela napas sebelum berdiri dan menyambar sling bag-nya. Taeyong memang sulit dibantah. "Lagian mau ke mana, sih?" tanyanya lagi dan kini sambil menyusul Taeyong yang tadi sudah mengajaknya untuk pergi dari sana.

"Ke café Rowoon. Kata Doy ada Jiwoo juga, kok."

Euijin mengerutkan kening saat mendengar nama Doy disebut, dan bahkan sampai menarik ujung jaket Taeyong untuk sekedar menahan pemuda itu. "Doy?"

Taeyong mengangguk sambil kini membuka pagar tinggi rumahnya. "Anak gila itu batal ke Jerman."

Euijin masih menyerap informasi dari kalimat Taeyong barusan. Dan gadis itu harus menahan sesaat rasa penasarannya karena mobil yang mereka tunggu sudah tiba. "Maksudnya? Doy di sini?" tanya Euijin akhirnya setelah mereka sudah duduk di kursi penumpang.

"Iya," ujar Taeyong singkat.

***

"Oalaaaah, lagi double date ternyata?"

Menggelegarnya suara Taeyong, sontak membuyarkan aktifitas empat orang yang menempati satu meja ini. Ternyata Wonwoo juga mengajak Yerin ke sana. Keduanya sedang ngobrol santai, berbeda dengan Jiwoo yang sedang mendengarkan penjelasan Doyoung tentang hal-hal yang ia pelajari selama di Jerman. Gadis itu tadi juga terlihat antusias merespon semua yang Doyoung ucapkan.

"Lah, lu belum pulang, Jin?" tegur Jiwoo pada temannya itu yang langsung menarik kursi ke sebelah Jiwoo, sementara Yerin berpindah ke posisi di seberang Doyoung agar tempatnya tadi ditempati oleh Taeyong, sehingga Taeyong masih tetap berdekatan dengan Euijin.

"Sejeong juga lagi ke luar kok sama Wooshin, makanya gue nggak buru-buru balik. Nggak boleh juga sama pak bos," kata Euijin sambil melirik ke arah Taeyong ketika menyebutkan kata 'pak bos'. "Eh, punya lu, 'kan?" Jiwoo tidak memprotes sama sekali ketika Euijin menyambar gelas minumannya.

Taeyong hanya tersenyum mendengar Euijin meledeknya dengan sebutan 'pak bos'. Taeyong bahkan seperti tidak menyadari dengan tatapan Doyoung yang sampai memicingkan mata, terkesan 'geli' dengan ekspresi Taeyong barusan.

"Oh gitu muka lu, bang, kalo lagi mode 'bucin'."

Taeyong masih mempertahankan senyumannya meski barusan Doyoung meledeknya. "Udah lama ya, Doy?"

"Yaa..baguslah, Bang." Doyoung ikut lega dengan apa yang sedang dialami Taeyong saat ini. Pemuda itu mendapatkan kembali sebuah kebahagiaan. Doyoung menjadi salah satu saksi keterpurukan Taeyong beberapa tahun lalu.

"Nggak ngajak anak-anak, bang?" tanya Wonwoo pada Taeyong.

Taeyong hanya menggeleng. "Kasian, kita di sini lagi triple date," candanya diiringi kekehan kecil. "Kecuali Johnny, sih. Eh, iya," kata Taeyong sambil menegakkan tubuhnya dan bisa dilihat ia ingin berbicara pada Euijin dan Jiwoo karena tatapannya mengarah pada dua cewek itu. "Ten lagi deketin temen kalian?"
Euijin menengok pada Jiwoo, namun Jiwoo menggeleng. "Kurang tau, bang. Hayoung nggak ada cerita apa-apa soalnya."

SKY AND EARTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang