13. Salah Paham

155 14 9
                                    


Wonwoo tampak sedang memasukan pakaian yang ia kenakan semalam ke dalam ranselnya. Pagi itu keduanya sudah tampak rapih—Jiwoo dan Wonwoo. Namun Jiwoo sendiri terlihat sedang merapihkan album-album foto yang kemarin ia bongkar bersama Wonwoo.

"Woo, ini ketinggalan ya?"

Jiwoo menoleh dan mendapati Wonwoo memungut sesuatu diatas karpet. "Foto apaan, Won?" tanya Jiwoo penasaran karena Wonwoo menatap penuh minat benda itu.

Wonwoo mengangkat wajahnya dengan tatapan penuh selidik. "Kok lu nyimpen foto Doyoung?"

"Hah?" Jiwoo melebarkan mata. Bingung dengan arah bicara Wonwoo. Cewek itu berdiri sambil mengulurkan tangan untuk meraih benda tersebut. Menatap foto itu lama-lama juga tidak mengurangi rasa bingungnya. Foto bagian punggung seorang pemuda dengan seragam olahraga dengan nama punggung 'Kim D'. "Ini beneran Doyoung?"

"Lah, kok malah nanya? Kan lu yang nyimpen fotonya. Pernah suka lu sama dia?" cecar Wonwoo sambil kembali duduk ditepi ranjang Jiwoo.

"Ini jaman SMA, Won."

Wonwoo tertawa mendengar jawaban Jiwoo.

"Eh tapi gue sama sekali nggak ada niatan ngejar dia, kok," kata Jiwoo dengan tidak sabar. Khawatir Wonwoo berfikir macam-macam tentangnya. "Gue juga sadar dia udah punya tunangan, kan?" Jiwoo berbalik untuk memasukan foto tersebut ke dalam laci, bersama album foto-foto lainnya.

Tawa Wonwoo perlahan terdengar memudar. Pertunangan? Mengingat hal itu mendadak membuatnya sedikit merasa bersalah pada Doyoung. Karena dirinyalah yang membawa Doyoung masuk ke Gedung itu. Gedung tempat berlangsungnya pertunangan Doyoung dengan Sejeong.

"Rencana liburan ke mana?" tanya Wonwoo saat Jiwoo sudah berdiri dan menyambar ranselnya.

"Rencana ke Jogja sih, nyusul Euijin."

"London aja, yuk. Sama gue. Ajak papa sama mama juga."

Jiwoo menggeleng tanpa pikir panjang ajakan Wonwoo. "Nggak bisa, Won. Ini udah direncanain lama banget. Temen-temen gue juga udah nabung jauh-jauh hari untuk liburan ke sana. Gue nggak bisa hianatin mereka."

Wonwoo menatap Jiwoo, sedikit tidak percaya. Memang kehidupannya dan Jiwoo selama ini jauh berbeda. Begitupula dengan teman-teman yang dimiliki mereka. Wonwoo dan teman-teman mungkin bisa tinggal sebut nama kota baik dalam atau luar negeri, hanya menentukan dalam jangka waktu semalam.

"Oiya, nggak usah anter gue, Won. Gue sama Wooshin aja. Dia udah di bawah."

Wonwoo mengangguk. Lalu menyambar ranselnya dan menyusul Jiwoo ke luar kamar.

***

Doyoung menuruni anak tangga dengan ransel tersampir dipunggungnya. Tidak lama berselang, Jungwoo juga memunculkan diri ke luar kamar, menyusul Doyoung menuruni anak tangga. Kebetulan siang itu bunda mereka, Yoona, sedang bersantai di ruang keluarga. Jungwoo mengambil tempat di samping ibunya sambil menunggu Doyoung yang ternyata hanya meninggalkan ranselnya di sana, sementar Doyoung sendiri sedang menuju dapur.

"Ngapain sih lu, Doy!"

Mendengar suara keributan Inseong, membuat Jungwoo dan Yoona sontak menoleh. Keduanya tidak kalah terkejut dengan apa yang dilakukan Doyoung. Yoona bahkan sampai mengangkat kakinya ke atas sofa ketika Doyoung meletakkan sebuah baskom besar berisi air bersih di dekat kaki Yoona.

Doyoung berjongkok sambil mendongak menatap bundanya yang masih kebingungan dengan apa yang direncanakan cowok itu. "Bun, maafin Doyoung selama ini jadi anak durhaka."

SKY AND EARTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang