2. Jiwoo's Circle Friends

231 15 17
                                    

Wooshin menghentikan motornya di depan sebuah rumah. Setelah cowok itu mematikan mesin motor, Jiwoo turun dari boncengan motor Wooshin. Bertepatan dengan sebuah motor lagi yang berhenti di depan motor Wooshin. Seorang cewek juga turun dari boncengan motor cowok itu.

"Hoshi!" seru Jiwoo penuh semangat sambil mendekat dan mengulurkan tangannya untuk mencubit pipi cowok itu. "Kangen, deh."

Kwon Hoshi. Cowok semester 5 dari jurusan Teknik Informatika. Bercita-cita ingin membuka perusahaan yang khusus membuat games. Hoshi tinggal tepat di depan rumah Jiwoo. Keluarga Hoshi pindah ke sana setelah kelulusan Hoshi dari SMA. Kuliah di Universitas Paradise karena beasiswa prestasi dan sebagian biayanya ditanggung oleh kantor sang ayah.

Cowok yang dipanggil Hoshi itu menyingkirkan tangan Jiwoo dari pipinya. "Nggak usah rese! Tangan lu bau tuh, Jiwoo!" kata Hoshi dengan memasang ekspresi kesal. Jiwoo dan yang laih hanya tertawa merespon candaan Hoshi. "Eh, nongkrong dulu hayuk."

"Nggak deh, ini udah jam 11, besok juga sama Jiwoo mau nyuci pagi-pagi biar enak mau keluar lagi abis itu," kata cewek yang berdiri di sebelah Jiwoo sekarang.

"Ke mana?"

"Belanja bulanan."

"Dih, kok gue nggak diajak?" protes Hoshi.

"Ah males ngerepotin."

Hong Euijin. Cewek itu juga kuliah dengan jurusan yang sama seperti Jiwoo. Mereka menjadi teman sekelas, bersama salah satu cowok lagi bernama Heedo. Euijin merupakan anak rantau dari Jogja. Awalnya Euijin di Jakarta menghuni rumah kost. Namun sejak dua minggu lalu—mulai ketika ibunya Jiwoo sering berada di Bandung sebelum akhirnya menikah di sana—Euijin tinggal di rumah Jiwoo. Menemani cewek itu yang kini tinggal sendiri. Sejak SMP Euijin suka menulis cerita. Hingga akhirnya kini sudah ada sekitar 5 buku yang sudah berhasil diterbitkan. Ibunya yang membiayai kuliah sebagai guru Bahasa karena ayah Euijin sudah meninggal 5 tahun lalu, sementara untuk kehidupannya sehari-hari, Euijin bekerja sebagai guru les untuk anak-anak di sekitar rumah Euijin—sejak sebelum Euijin tinggal bersama Jiwoo.

Wooshin sudah kembali memakai helmnya dan bersiap untuk pergi dari sana. "Noh gue liat bokap lu udah pulang. Sana masuk," goda Wooshin membuat Hoshi yang memanyunkan bibir. "Sampe ketemu besok ya, ladies."

Jiwoo melambaikan tangannya pada Wooshin. "Makasih, Wooshin."

"Hati-hati lu," kata Euijin.

"Hati-hati bro," ujar Hoshi juga. "Yaudah sana masuk gih, sebelum salah satu dari kalian gue culik."

"Ogaaaah!" seru Euijin yang hanya ditimpali tawaan dari Jiwoo.

Hoshi akhirnya mendorong motornya ke rumah yang berada berseberangan dengan Jiwoo. Sementara dua cewek tadi masuk ke dalam rumah. Jiwoo langsung ke arah dalam, menaiki tangga untuk menuju kamarnya yang berada di lantai dua.

***

Jiwoo mendorong trolly dengan malas. Mengikuti Euijin yang berjalan lebih dulu untuk memilih barang-barang yang akan mereka beli. Saat mendengar sebuah tanda pesan masuk, Jiwoo langsung memeriksa ponselnya. Chat dari Hoshi di grup chat mereka.

//the dreamers//

Hoshi : "Jiwoo sama Euijin, nitip kentang sama sosis."

Heedo : "Lagi pada di mana emang?"

"Gue lagi belanja buat café sama buat di rumah." : Jiwoo

Hoshi : "Duitnya di Wooshin."

Wooshin : "Kampret, duit apaan?"

"Iya, Hos." : Jiwoo

Hoshi : "Woo, gua numpang nugas di rumah lu."

SKY AND EARTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang