Doyoung menghentikan mobil di pelataran parkir Gedung apartment yang dihuni Wonwoo. Ini sudah lewat beberapa hari sejak Doyoung pergi bersama Jiwoo ke kantor pemasaran untuk mengurus dokumen perumahan.
"Bang, gue ada trauma sama tempat ini."
Doyoung menoleh sebelum memutuskan untuk membuka pintu mobil. "Kenapa?" tanyanya.
Jungwoo balas menoleh dengan ekspresi malas. "Terakhir ke sini, lu bukannya bawa kipas malah bawa cewe," ledeknya yang sedetik kemudian tertawa.
Doyoung hanya geleng-geleng melihat sikap adiknya. Tidak ingin membuang waktu,—karena kali ini mereka juga akan berangkat ke Bandung—Doyoung memilih membuka pintu mobil dan bersiap untuk keluar.
"Gue juga tau lu pergi sama cewek itu, kan?" goda Jungwoo lagi yang kali ini tidak digubris oleh Doyoung.
Terlalu buang-buang waktu, pikir Doyoung. Cowok itu ingin segera menyelesaikan hari ini. Bahkan mungkin hari-hari berikutnya agar ia bisa melewati permasalahan ini dengan cepat. Cowok itu menutup pintu mobil sebelum Jungwoo kembali mengganggunya.
***
Jiwoo sudah hampir melangkah ke arah lain jika tidak terinterupsi oleh chat yang masuk ke ponselnya. Beberapa pesan yang masuk sekaligus dari nomor milik Hoshi. Khawatir terjadi sesuatu, Jiwoo lebih memilih untuk memeriksanya terlebih dahulu. Dan benar, chat dari Hoshi tersebut membuat cewek itu tidak bisa mengabaikannya begitu saja.
//from : Hoshi
//to : Jiwoo
Hoshi : "Woo, gue serius ya."
Hoshi : "Cewek yang nerror gue itu."
Hoshi : "Gue yakin dia bakal lakuin apa aja."
Hoshi : "Kita bukan lawan sepadan buat mereka."
Hoshi : "Jiwoo..."
Jiwoo : "Lo, di terror lagi?"
Hoshi : "Bukan gue, tapi Euijin."
Jiwoo : "Astaga!"
Hoshi : "Gue yakin gara-gara ada yang lihat Euijin duduk satu meja sama Doyoung waktu itu."
Hoshi : "Atau lo kasih nomor Doyoung ke gue aja."
Hoshi : "Biar gue yang ngomong ke dia buat jaga jarak sama kita."
Jiwoo : "Hoshi . . ."
Hoshi : "Sorry, Woo. Terpaksa lo juga mesti ngejauh dari Wonwoo."
Hoshi : "Untuk sementara aja."
Jiwoo mencengkeram erat ponsel di tangannya karena isi pesan dari Hoshi padanya. Namun, Hoshi benar. Mereka bukan lawan yang sepadan. Mereka bisa melakukan apa saja. Tapi tidak dengan Hoshi dan yang lain. Perlahan Jiwoo menyelipkan ponselnya pada saku celana, meski dengan tangannya yang sedikit bergetar. Dan yang lebih ditakutkan Jiwoo terjadi. Doyoung ada di depan matanya. Cowok itu bahkan tidak melepaskan tatapan pada Jiwoo.
Doyoung berlari kecil menghampiri Jiwoo. Ada binar cerah pada matanya ketika menemukan sosok Jiwoo di sana. Terlebih ini adalah kejadian yang tidak disengaja. "Jiwoo," ujarnya menyebut nama cewek itu diiringi senyum.
Teringat anak chat Hoshi beberapa saat lalu, membuat Jiwoo tidak bisa membalas senyum polos cowok itu.
"Lo dari tempat Wonwoo ya?" tanya Doyoung. Memang hanya berbasa-basi karena kecil kemungkinan jika Jiwoo berurusan selain dengan Wonwoo.

KAMU SEDANG MEMBACA
SKY AND EARTH
Fanfiction"Persahabatan gue terasa seperti bisnis." -Wonwoo "Doyoung gitu-gitu harga dirinya tinggi, mana mau sama cewek yang lebih kaya dari dia." -Taeyong "Gue cuma ngebayang gimana sahabat gue berada di posisi kayak dia, gue cuma berharap ada orang baik ya...