15. Rumah Jiwoo

144 14 10
                                    

Rumah berlantai dua dengan pagar hitap di depannya itu. Kediaman Jeon Jiwoo bersama Euijin kini, rumah yang didatangi Doyoung bersama Taeyong dengan diantar oleh Rowoon tadi karena hanya pemuda itu yang mengetahui di mana Jiwoo tinggal. Doyoung dan Taeyong saling sikut untuk memutuskan siapa yang menekan bel. Dan entah ide siapa hingga akhirnya membuat mereka sampai di sana karena sebelum ini memang mereka juga menerima kabar kalau Jiwoo sudah dibawa pulang oleh Wooshin.

"Ini kalo Wonwoo tau dan sampe marah, salah lo ya, Bang."

Taeyong mendengus mendengar Doyoung ingin menjadikannya tumbal. "Heh, tapi lo juga mau, 'kan? Lagian juga lo bisa berdalih kalo disuruh bokapnya Wonwoo buat jagain Jiwoo."

"Ya tapi gue jadi nggak enak gini. Mana udah malem, atau kita balik besok lagi aja?" tanya Doyoung.

"Balik naik apa kan kita ditinggal sama Rowoon," balas Taeyong yang membuat Doyoung menutup rapat mulutnya. Taeyong mengawasi ke arah dalam rumah. "Semenit lagi kita nggak bergerak, disangka maling, nih." Akhirnya Taeyong yang memutuskan untuk menekan bel.

Doyoung memasukkan kedua tangannya ke dalam saku jaket. Menunggu dengan gelisah dan tatapannya tidak terlepas dari pintu ruang tamu yang masih terbuka dengan lampu yang masih terang pula. Diliriknya sesaat jam di tangan. Sudah sekitar pukul delapan malam. Doyoung memutuskan untuk membalikkan badan. "Udah tidur, kali," ujarnya terdengar sedikit frustasi.

Taeyong tidak terlalu mengindahkan ucapan Doyoung. Ia bahkan sudah kembali menekan bel dengan harapan ada seseorang yang akan muncul menjawab panggilannya. "Ada yang keluar."

Ucapan Taeyong tadi membuat Doyoung buru-buru kembali memutar badannya. Benar saja terlihat sesosok cowok memunculkan diri dari dalam rumah. Melangkah santai ke arah pagar. Itu Wooshin yang kini tengah membuka pagar dan menggerakkan kepalanya sebagai isyarat menyuruh Doyoung dan Taeyong untuk masuk.

Tidak ada yang bergerak. Dua pemuda itu justru saling melempar tatapan, bingung. "Rowoon salah nganter kali ya?" tanya Doyoung yang masih tidak habis pikir karena Wooshin yang menyambutnya.

Taeyong menggeleng. "Nggak tau. Tapi kayaknya iya." Taeyong menglihkan tatapan ke arah Wooshin. "Ini rumah lo?" tanyanya karena saat muncul tadi, penampilan Wooshin benar-benar santai. Hanya mengenakan celana training dan kaos hitam polos berlengan pendek.

 Hanya mengenakan celana training dan kaos hitam polos berlengan pendek

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bukan. Ini rumah Jiwoo, kok," jawab Wooshin tanpa ada rasa curiga. "Ayo masuk," ajaknya, kali ini benar-benar dipertegas. Wooshin bahkan sampai menarik lengan Taeyong untuk melewati pagar agar ia sendiri juga bisa menutup kembali benda itu.

Taeyong dan Doyoung menunggu agar Wooshin mendahului mereka. Keduanya terkadang masih saling sikut. Entah apa yang mereka permasalahkan sebenarnya. "Kok dia nggak marah kita dateng ke sini?" tanya Doyoung dengan bisikan dan Taeyong hanya mengangkat bahunya. Tidak bisa menebak apa yang dipikirkan Wooshin.

SKY AND EARTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang