16. Harapan

115 12 7
                                    


Hoshi menyambar ponselnya yang kini sudah berpindah tangan pada Euijin. Setelah nghela napas, Hoshi kemudian berujar, "Sejujurnya gue nggak bisa percaya gitu aja apa yang kalian omongin." Hoshi masih terus berbicara tanpa mempedulikan tatapan protes dari Wooshin. "Dan sebelum kalian bisa buktiin hal tersebut, gue harap kalian nggak terlalu deket sama Jiwoo," lanjutnya yang kali ini melempar tatapan serius pada Jiwoo.

Tidak ada yang bisa menghalangi keputusan Hoshi untuk meninggalkan rumah Jiwoo. Wooshin kemudian mendekati para cewek sebelum ia menanggapi rasa berasalah Doyoung dan Taeyong karena berada di sana. "Kalian istirahat, gih." Wooshin tersenyum sambil mengacak rambut Jiwoo karena tersisa gadis itu yang belum menyusul Euijin dan Soyoung.

Jiwoo tidak menyusul menuruni tangga karena kamarnya berada di lantai dua rumah. Gadis itu berjalan ka arah yang berbeda. Berusaha untuk tidak menoleh sedikitpun pada sosok Doyoung. Jiwoo hanya tidak tahu harus bersikap seperti apa.

Doyoung dan Taeyong masih berdiri. Keduanya juga kompak memperhatikan Jiwoo sampai gadis itu menghilang ke dalam kamarnya. Tepat Ketika Wooshin mematikan televisi dan memungkut beberapa bantal yang berserakan di karpet untuk ia pindahkan ke sofa. Taeyong yang menyadari pertama kali apa yang Wooshin lalukan, ikut membantu cowok itu. Doyoung masih berada di posisi yang sama sampai akhirnya Taeyong menepuk pundak Doyoung karena Wooshin mengajaknya ke sebuah kamar, tepat bersebelahan dengan kamar yang di huni Jiwoo.

Ketika Wooshin menyalakan lampu kamar, terlihat isi ruangan tersebut hanya terdiri dari tiga kasur lantai dan sebuah lemari berisi beberapa pakaian milik Heedo atau Wooshin yang memang sengaja mereka tinggal di sana.

"Maaf ya, cuma ini yang bisa gue siapin untuk kalian," kata Wooshin sambil membuka lemari dan mengeluarkan dua buah selimut yang ia lempar ke tepi kasur.

Taeyong dan Doyoung menoleh setelah beberapa saat memperhatikan isi ruangan. "Ini bahkan lebih dari cukup, karena lo udah nerima kedatangan gue sama Doyoung," ujar Taeyong mewakili.

***

Di pagi hari, Ketika Doyoung dan Taeyong, bersiap meninggalkan rumah Jiwoo, ternyata Heedo sudah Kembali sepagi itu. Para cewek bahkan masih belum meninggalkan kamar mereka.

"Loh, lu balik sepagi ini?" tanya Wooshin ketika Heedo memunculkan diri di ambang pintu.

Heedo mengangguk, cuek. Ia bahkan tidak terlalu bereaksi ketika mendapati Doyoung di sana. "Ada apaan lagi, sih?" tanyanya pada Wooshin. Sangat menuntut penjelasan.

Wooshin tidak langsung menjawab. Bukan karena tidak mengerti apa yang ditanyakan Heedo, namun ia hanya bingung harus memulai dari mana. Arah pertanyaan Heedo bisa dipastikan mengarah pada kejadian yang menimpa Jiwoo atau Hoshi. Wooshin menoleh karena merasakan tepukan pelan di pundaknya. Cowok itu menoleh dan mendapati Doyoung di sana.

"Gue bakal selesain secepat mungkin masalah yang bikin Hoshi keseret juga," kata Doyoung. Bukan hanya untuk sekedar menenangkan, namun memang ia juga harus menyelesaikan apa yang ia perbuat. Dalam hal ini karena status pertunangannya dengan Sejeong.

Wooshin dan Heedo mengantar Doyoung juga Taeyong meninggalkan rumah untuk menunggu seseorang menjemput mereka. Tepat di rumah seberang mereka, dari balik jendela lantai dua rumah, Hoshi mengawasi mereka. Doyoung dan Taeyong dijemput oleh Rowoon. Bisa dilihat ketika pemuda tinggi itu menyempatkan diri turun dari mobil untuk sekedar berbasa basi dengan Wooshin.

Setelah tamu mereka pergi, Heedo masih bertahan sesaat di sana dengan tatapan mendongak. Jelas ia mendapati Hoshi di sana sambil menggodanya dengan membuat symbol hati menggunakan tangan. Wooshin yang menyadari kelakuan Heedo, sontak ikut mendongak sambil terkekeh pelan karena di saat yang bersamaan Hoshi menutup tirai jendela dengan kasar sebagai ekspresi kesal karena candaan Heedo padanya.

SKY AND EARTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang