"Doyoung!"
Merasa Namanya dipanggil, cowok itu menghentikan langkah kemudian membalikkan badan dengan malas karena ia sudah memprediksi siapa orang yang meneriakinya. Doyoung melihat Sejeong berjalan cepat kearahnya. Hampir bersamaan dengan Taeyong yang mendekat dari arah lain. Doyoung beridiri menunggu keduanya sambil menenggelamkan kedua tangan ke dalam saku celana dan beberapa kali wajahnya lebih memilih menghadap Taeyong.
"Mau langsung balik apa nongkrong di café Rowoon?" Doyoung melempar pertanyaan pada Taeyong yang bahkan jaraknya masih sedikit lebih jauh dari pada Sejeong.
"Doy! Apa-apaan sih, lu?"
Doyoung menghela napas dengan malas sambil memaksakan kepalanya buat menengok. "Apaan, sih?" balasnya.
"Kenapa lu diem aja digituin kak Woohee? Lu nggak ngehargain gue?"
"Yaelah, hargain yang nikah kenapa, sih?"
Taeyong berdiri diantara Doyoung dan Sejeong. Cowok itu justru memang sengaja mengganggu keduanya. Tidak peduli bahkan Sejeong sudah menatap penuh ancaman padanya.
"Ya seenggaknya bisa nolak, kan? Apalagi sama cewek yang nggak jelas."
Gantian, kini giliran Doyoung dan Taeyong yang menatap marah pada cewek itu. "Nggak usah sok tahu, bisa?"
"Apanya yang sok tahu? Emang jelas kok. Gue kenal semua kolega bokap gue bahkan keluarganya juga. Udah lah, ayo pulang." Sejeong menggamit lengan Doyoung yang sontak saja langsung ditepis oleh cowok itu. Tangan Taeyong bahkan sudah ikut terulur dan berniat menjauhkan Sejeong dari temannya.
Doyoung sedikit memutar badannya untuk benar-benar berhadapan dengan Sejeong. "Heh! Gue aja nggak kenal sama lu. Dan cukup lu nggak usah ikut campur lagi apapun urusan gue."
"Ya nggak peduli. Karena lu tunangan gue." Sejeong membalas dengan cuek. Tidak peduli dengan tatapan Doyoung yang bahkan sudah seperti ingin menenggelamkan cewek itu ke tengah laut.
Taeyong yang masih di sana justru terkekeh dengan tingkat kepercayaan diri Sejeong. "Tunangan?" tanyanya dengan nada meledek. Cowok itu sampai mengambil tangan Doyoung dan ia angkat tepat ke depan wajah Sejeong. "Nih lu liat! Cincin tunangan kalian aja nggak dia pake. Harusnya tuh lu mikir, lu yang nggak dianggep. Lu-nya aja yang terlalu ke-pede-an."
Sejeong hanya membelalaknya mata melihat tangan Doyoung yang kosong. Lalu cewek itu mendongak, menatap Doyoung untuk meminta penjelasan. "Mana cincin lu?"
Doyoung hanya mengangkat bahu sambil menurunkan tangannya. "Nggak tahu."
***
Jiwoo dan Wooshin sudah tiba di parkiran. Mereka berjalan sambil berbincang dan sesekali mereka tertawa. Begitu tiba di depan mobil yang tadi dikendarai Wooshin, keduanya berhenti karena melihat seseorang baru saja menutup pintu mobil yang terparkir tepat di sebelah mobil Wooshin.
"Wonwoo?"
Cowok itu mendongak dan sedikit terkejut mendapati Jiwoo di sana. Namun kemdian Wonwoo mengukir senyum sambil berjalan mendekat. Wonwoo sempat memeluk Jiwoo, singkat. "Gue niatnya pake baju itu, Woo. Tapi nggak sengaja malah dipake Doyoung."
Jiwoo hanya terkekeh. "Gue juga kaget kok bisa kebetulan banget."
Wonwoo kemudian menoleh ke tempat Wooshin berdiri. Ia menatap Jiwoo bergantian dengan ekspresi seolah bertanya, 'itu siapa?'. Wooshin yang menyadari maksud tatapan Wonwoo, sontak mengulurkan tangannya yang langsung di balas oleh Wonwoo.

KAMU SEDANG MEMBACA
SKY AND EARTH
Fanfic"Persahabatan gue terasa seperti bisnis." -Wonwoo "Doyoung gitu-gitu harga dirinya tinggi, mana mau sama cewek yang lebih kaya dari dia." -Taeyong "Gue cuma ngebayang gimana sahabat gue berada di posisi kayak dia, gue cuma berharap ada orang baik ya...