3. Dijodohin?

221 17 9
                                    

"Hapenya Doyoung ilang? Di mana?"

Yuta menggeleng. "Wonwoo bilang sih Doyoung ke perpus." Cowok itu setengah berlari mengejar Taeyong yang tadi melesat duluan. Tadi mereka tidak sengaja bertemu di jalan.

Tangan Taeyong sudah terulur, namun seseorang sudah lebih dulu membuka pintu dari dalam. Memunculkan Doyoung bersama Jiwoo yang berada di belakang Doyoung.

"Beneran hape lu ilang? Ilang di mana?" cecar Taeyong yang awalnya tidak terlau menyadari jika ada Jiwoo di sana. "Eh?"

"Iya, tapi udah ketemu kok, nih." Doyoung menunjukkan ponsel miliknya ke hadapan Yuta dan Taeyong. "Tadi Jiwoo yang nemuin."

Merasa tidak enak, Jiwoo buru-buru berpamitan. "Kalo gitu gue duluan ya." Tidak lupa cewek itu sedikit mengangguk sebagai bentuk tindakan menghargai senior karena ada Taeyong dan Yuta di sana, sebelum akhirnya berbalik dan pergi dari sana.

"Thank's ya, Woo."

Jiwoo menoleh sedikit dan hanya menacungkan jempolnya.

"Itu cewek yang di café Rowoon, kan?"

Taeyong buru-buru menoleh ke arah Yuta. "Serius?"

"Mau ngapain lu!" Refleks, tangan Yuta menarik tali ransel Taeyong yang bersiap pergi dari sana. "Inget yang Ten bilang. Udah lah nggak usah aneh-aneh, kasian tuh cewek."

Doyoung hanya memperhatikan dua seniornya itu. Yuta bahkan sudah benar-benar menarik Taeyong dan membawanya pergi dari sana, ke arah yang berlawanan dengan Jiwoo pergi. Setelah dua seniornya sudah menjauh beberapa meter, Doyoung kembali menolehkan kepalanya, kali ini ke arah di mana Jiwoo membawa dirinya pergi. Jiwoo sudah tidak terlihat di sana, namun masih menyisakan senyum di sudut bibir Doyoung.

***

~Malam hari dikediaman keluarga Doyoung

Cowok itu baru saja bergabung di meja makan. Doyoung duduk di sebelah ibunya. Di seberang sana ada adik dan kakaknya Doyoung—Inseong dan Jungwoo. Sementara ayahnya Doyoung belum pulang. Mereka sibuk makan dalam diam. Doyoung juga sedang tidak ingin memulai pembicaraan. Lebih tepatnya tidak tahu apa yang ingin ia utarakan. Tentang kuliah, kah? Atau tentang...

"Kamu ganti parfum?"

Doyoung menoleh. Seketika apa yang sedang ada dibenaknya buyar karena suara sang ibu. Ibunya—Yoona—masih menatap anaknya itu dengan ekspresi menyelidik. "Parfum?" Doyoung mengendus lengan kemejanya. Sepulang kuliah tadi ia memang langsung meluncur ke dapur. "Oh, ini minta sama Wonwoo. Tadi Doy lupa bawa."

Yoona menghembuskan napas, tidak langsung merespon jawaban Doyoung. Dua saudara Doyoung hanya mencuri-curi pandang ke arahnya. Doyoung menunjukkan ekspresi bertanya, namun baik Jungwoo ataupun Inseong hanya mengangkat bahu mereka.

"Kamu kayanya nggak pernah bawa pacar kamu ke rumah?"

Uhuh! Doyoung tersedak. Yoona bertanya tepat ketika cowok itu sedang menenggak air minumnya. "Kenapa nanya itu sih, bun? Doy mau fokus kuliah dulu."

"Udahlah bun, langsung ke intinya aja."

"Ada apaan, sih?" Doyoung menatap tajam pada adiknya, menuntut penjelasan. "Bang?" kali ini Doyoung berpindah pada Inseong yang masih sibuk dengan makanannya.

"Harus dijelasin pelan-pelan," kata Yoona menengahi.

"Lu dijodohin."

Satu jitakan mendarat di kepala Jungwoo. Hadiah dari Inseong.

"Asli, ternyata bang Taeyong beneran cenayang." Doyoung merasakan bahunya merosot. "Tapi kalo Doy punya pacar, perjodohan itu bisa dibatalin kan?" Doyoung menatap penuh harap pada ibunya.

SKY AND EARTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang