4. Donor Darah

184 18 3
                                    


Doyoung menutup pintu mobil lalu menguncinya. Tepat bersamaan Heedo melintas bersama Wooshin. Heedo sempat menyadari keberadaan Doyoung, begitu juga sebaliknya. Namun kedua cowok itu tidak saling bertegur sapa. Doyoung berjalan hanya selang dua meter di belakang Heedo dan Wooshin.

"Eh, lu jadi beli alkohol?" tanya Heedo.

"Udah, tapi gue titip ke Jiwoo," kata Wooshin yang terus melanjutkan jalannya.

Mereka tidak menyadari jika Doyoung mendengar percakapan antara Heedo dengan Wooshin. "Alkohol?" Doyoung berujar tanpa mengeluarkan suara. "Do!" seru Doyoung sambil mengejar Heedo dan Wooshin yang sontak berbalik hampir bersamaan. "Kalian bawa alkohol ke kampus?"

"Iya. Ada di Jiwoo," kata Wooshin dengan ekspresi polos.

Berbeda dengan Doyoung yang raut wajahnya berubah. "Jiwoo di mana?"

Heedo dan Wooshin sesaat saling melempar tatapan. Lalu Heedo terlihat melirik jam tangannya. "Di kantin palingan sih. Setengah jam lagi gue ada kelas terakhir."

"Tolong kabarin dia suruh jangan ke mana-mana, gue susulin sekarang." Doyoung menepuk pelan pundak Heedo sebelum melesat pergi dari sana. Menuju kantin. Tempat yang sangat jarang ia kunjungi.

***

~Kantin Fakultas Ekonomi

"Hari ini lu libur, Woo?"

Jiwoo mengangguk menanggapi pertanyaan Euijin karena ia sedang menyuap makanan ke dalam mulutnya. "Sabtu gue full time. Soalnya Hayi izin. Jadi gue Minggu bisa libur."

"Jadi ma uke Bandung, Woo?" kali ini Hayoung yang bertanya.

"Jangan sendirian, Hoshi libur tuh Seninnya. Minta anterin aja," kata Soyoung juga menambahi. "Nanti gue nginep tempat lu deh buat nemenin Euijin.

"So sweet banget sih kamu." Euijin mencubit gemas pipi Soyoung yang kebetulan duduk di sebelahnya.

"Kalo gitu Wooshin juga libur, dong? Mending sama Wooshin lah gue."

"Nggak!" seru Euijin yang langsung memprotes ucapan Jiwoo. "Capek gue ngeladenin Hoshi. Lu ajak aja sana."

"Diiih, gue dijadiin tumbal." Jiwoo pura-pura cemberut sambil mengusap-usap pergelangan tangannya yang terasa gatal.

Euijin, Soyoung dan Hayoung hanya tertawa. Namun tidak bertahan lama karena Euijin dan Soyoung perlahan menghentikan tawa mereka. Merasa ada yang janggal, Jiwoo menoleh ke belakang. Cewek itu melebarkan mata karena mendapati sosok Doyoung berjalan mendekat.

"Jiwoo, gue boleh ngomong sebentar? Penting."

"Kenapa, Doy?"

"Ikut gue dulu ya. Bawa tas lu juga aja."

Jiwoo melempar tatapan pada tiga temannya. Euijin, Soyoung dan Hayoung kompak mengangguk. Kemudian Jiwoo kembali menatap Doyoung yang masih menunggunya dengan ekspresi yang benar-benar serius. "Oke," kata Jiwoo akhirnya yang kemudian berdiri sambil menyambar ranselnya. Jiwoo menyusul Doyoung yang berjalan lebih dulu.

Doyoung terus berjalan. Membawa Jiwoo menuju ke arah belakang kampus. Terdapat sebuah taman yang cukup sepi di sana. Sambil menyusul Doyoung, Jiwoo tampak sedikit sibuk dengan ponselnya.

//The Dreamers//

Jiwoo : "Ada yang punya obat alergi?"

Soyoung : "Yaah, nggak Woo. Lu alergi?"

SKY AND EARTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang