31. Pamer?

66 5 5
                                    


"Harusnya gue nggak di sini ya?"

Wooshin menaiki pelan anak tangga pada sebuah lobi Gedung. Pakaiannya juga terlihat rapih dari biasanya.

"Kok lu di sini?"

Mendengar suara orang lain di sana, Wooshin menoleh. Dan betapa terkejutnya cowok itu karena menemukan Jiwoo di sana bersama Doyoung. Keterkejutannya bertambah bukan karena Jiwoo bersama seorang cowok, tapi karena Doyoung sudah berada di sini. Wooshin belum mendengar jika cowok itu sudah kembali.

Tidak menjawab pertanyaan Jiwoo, Wooshin justru membalikkan badan. Bukan Jiwoo, justru Doyoung yang berniat mengejar Wooshin. Jiwoo yang menahan tangan Doyoung agar membiarkan Wooshin pergi dan menarik cowok itu ke arah yang berlawanan.

"Kalo di dalem ketemu cowok tadi, gimana?" tanya Doyoung sebelum benar-benar diseret ke dalam oleh Jiwoo.

"Urusan gue sama dia udah selesai."

***

Johnny mengangkat tangan sambil melambai pada Taeyong yang baru memunculkan diri. Cowok itu duduk di meja bundar bersama Somin, Ten dan Yuta. Taeyong melirik ke meja lain tempat beberapa orang yang ia kenal, salah satunya adalah Jinwoo bersama Jenny, Yerin dan Sejeong. Taeyong sengaja tidak menunjukkan tatapan ramah. Hanya berjalan lurus ke depan seakan menunjukkan jika dirinya bangga bisa berjalan bersama Euijin. Tangan cowok itu juga semakin erat menggenggam tangan Euijin sebagai tanda jika Euijin akan baik-baik saja selama bersama dirinya.

"Ketemu Doy di luar?" tanya Johnny ketika Taeyong tiba sambil bersalaman dengan sahabatnya itu. Hanya sekedar memberikan sambutan meski kenyataannya mereka memang sering bersama.

Somin juga ikut memberikan sambutan, terutama pada Euijin yang memang masih canggung meski Somin benar-benar menyambutnya dengan hangat. Somin bahkan tidak canggung untuk memberikan pelukan singkat pada Euijin.

"Good job," bisik Taeyong pada Johnny perihal perlakuan Somin pada Euijin yang memang diluar perkiraan darinya. Taeyong berpikir perubahan sikap Somin ada andil dari Johnny.

"Gue nggak nyuruh apa-apa. Pure Somin yang begitu," balas Johnny dengan bisikan juga, membuat Taeyong menoleh dengan tatapan heran. Meski begitu keduanya tampak bersyukur. Somin menghargai pilihan Taeyong dan Doyoung perihal 'cewek'.

Beberapa saat kemudian, ternyata Ten dan Yuta sudah asik mengajak Euijin berbincang, membiarkan Taeyong yang masih berdiri bersama Johnny. Somin juga sesekali ikut bergabung dengan obrolan ketiganya. Taeyong tersenyum lebar, tidak ada rasa cemburu karena Taeyong percaya dengan Yuta dan Ten.

"Kapan-kapan ajak gue ke kampung lu ya," kata Ten setelah dirinya sempat menanyai bagaimana liburan Euijin saat Taeyong ikut ke Jogja beberapa bulan lalu.

"Kelar kita wisuda, gimana?" tanya Euijin.

"Deal! Gue ikut!" seru Yuta sambil mengulurkan tangan sebagai simbolis kesepakatan. "Tapi jangan ajak Taeyong," candanya, sengaja dengan suara sedikit keras karena melihat Taeyong mendekat.

Dan benar saja Taeyong meraih tangan Euijin untuk diajak pergi bersamanya. "Nggak ada ya kalian pergi tanpa gue!"

"Yaudah Euijin biarin di sini aja, dari pada ntar lu bawa-bawa malah ketemu orang jahil," kata Ten sambil menahan tangan Taeyong.

"Elu yang lebih jahil," balas Taeyong yang tidak ingin ada yang mengganggunya. "Ayo, Jin."

Euijin hanya melambai singkat sebagai tanda ia berpamitan karena dipaksa ikut oleh Taeyong. Ya memang perjanjiannya begitu. Dan kali ini lebih mengejutkan. Euijin melihat Taeyong menyunggingkan senyum kemenangan. Bukan pada pesaing lain, tapi pada sosok anak kecil yang langsung berlarian menuju Taeyong.

SKY AND EARTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang