1. Doyoung's Circle Friends

531 22 11
                                    

"Kok lu udah ada di sini aja?" tegur seorang cowok yang masih mengenakan kemeja batik hitam berlengan pendek.

"Silahkan mau pesan apa?" tanya seorang kasir dengan nametag atas nama Jeon Jiwoo tanpa terlebih dulu menjawab pertanyaan cowok tadi.

"Ck!" Cowok itu hanya berdecak sambil mengeluarkan dompet. "Eh, lu mau pesen apa?" tanya Wonwoo pada cowok yang berdiri sedikit dibelakangnya.

"Americano satu, sama makanannya terserah, rekomendasi dari sini aja. Oiya satu lagi, air mineral jangan lupa."

"Masing-masing dua porsi," lanjut Wonwoo.

Jiwoo sibuk mencatat pesanan. Saat mendongak, ia mendapati pemuda di sebelah Wonwoo baru saja mengalihkan pandangan setelah merasa 'kepergok' menatap Jiwoo. "Ada lagi tambahannya?"

Wonwoo menggeleng setelah merasakan tepukan singkat dipundaknya. Saat menoleh, temannya itu sudah berjalan menjauh meninggalkannya. Wonwoo kembali menghadap Jiwoo sambil mengeluarkan card dan menyodorkannya pada Jiwoo. Cewek itu menerima untuk dilakukan transaksi.

"Nggak bisa, nih. Limit. Eh, maaf mas, ada kartu lain?" Jiwoo langsung meralat ucapannya karena ada seorang cowok tinggi masuk dari arah pintu. Akan sangat bahaya jika ucapannya yang tidak pantas itu didengar orang lain. Terlebih cowok itu adalah bosnya, Kim Rowoon, pemilik café ini.

Rowoon berbelok ke arah counter dan berdiri tepat di samping Wonwoo sambil merangkul cowok itu. "Woo, pesenin sama kayak mereka ya," kata Rowoon pada Jiwoo yang langsung mencatat kembali pesanan Rowoon.

Kembali tersisa Jiwoo dan Wonwoo di sana. Kebetulan café tidak terlalu ramai malam itu karena memang bukan malam minggu atau hari libur. Jiwoo mengetuk-ngetukkan kartu milik Wonwoo diatas meja sambil menunggu cowok itu mencari-cari sesuatu di dompetnya. Sementara pesanan Wonwoo dan teman-temannya sudah ia submit. Bahkan dikejauhan, Jiwoo melihat salah satu rekannya mengantarkan minuman ke meja yang dihuni Rowoon dan Taeyong.

"Woo," panggil Wonwoo dengan suara pelan.

Jiwoo langsung melirik tajam sambil merogoh saku apron-nya, mengeluarkan sebuah posh note dan pulpen. Wonwoo menunggu dengan cemas sambil melihat Jiwoo menuliskan sesuatu.

"Itu rekening gue. Gue tunggu transferannya paling lambat besok sore." Jiwoo menyodorkan kertas kecil itu bersama struk pembelian. "Terima kasih, selamat datang kembali," ujar Jiwoo sambil tersenyum dan merapatkan kedua telapak tangannya ke depan dada.

Wonwoo tidak merespon. Ia sibuk menjejalkan kertas itu ke dalam dompetnya sambil berbalik dan pergi meninggalkan Jiwoo. Menyusul teman-temannya yang duduk di area out door.

Selama Wonwoo pergi menjauh, Jiwoo memperhatikan punggung cowok itu sampai benar-benar menjauh. Wonwoo duduk diantara Taeyong dan Rowoon, menghadap ke arah Jiwoo yang bisa melihat wajahnya. Namun Wonwoo tidak menyadari jika Jiwoo bahkan belum melepaskan tatapannya pada Wonwoo.

"Permisi," tegur seseorang yang sukses mengembalikan kesadaran Jiwoo yang sontak menoleh dan menemukan seorang cowok di sana. Cowok berwajah manis dan terkesan polos. Berbeda dengan Wonwoo dan temannya yang bernama Taeyong yang memiliki bentuk wajah lebih tegas. Bahkan Rowoon memiliki imej yang lebih dewasa dari pada usianya sekarang.

"Oh, maaf. Selamat malam. Mau pesan apa?" tanya Jiwoo yang tanpa sadar menekan telapak tangan ke arah perutnya. Tiba-tiba saja Jiwoo merasakan sesuatu di sana. Bukan rasa sakit melilit atau karena tamu bulanan. Hanya sesuatu yang membuatnya sedikit tidak nyaman. Jiwoo masih menatap cowok itu yang sedang memilih menu pada buku dihadapannya.

"Avocadofrape dua gelas."

Beberapa kali Jiwoo mengepalkan tangannya selama meng-input pesanan cowok itu pada layar monitor untuk mengurangi sedikit tremor yang tiba-tiba melandanya. "Ada tambahan lagi?"

SKY AND EARTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang