8. Cewek Misterius

147 15 7
                                    

//from : unknow number//

No name : "Doyoung?"

No name : "Di mana?"

No name : "Sibuk, nggak?"

No name : "Jalan, yuk!"

Doyoung : "Maaf, ini siapa?"

No name : "Gue tunangan lu, Doy!"

Doyoung : "Nggak ngerasa pernah tunangan."

No name : "Nggak usah bercanda. Lu di mana? Ayo jalan."

Doyoung menghela napas sambil mengunci layar ponsel dan meletakkan ponselnya di atas meja yang sudah penuh dengan beberapa dokumen, laptop dan ada buku catatan juga. Bahkan layar LCD TV yang berada di ruangan itu menampilkan sebuah slide yang terhubung dari laptop. Cowok itu sedang bersama Siwon—papanya Wonwoo—untuk belajar tentang bisnis secara 'real time'. Dan hanya Doyoung sendiri di sana.

Seusai sarapan sebenarnya Taeyong merengek untuk diajak jalan-jalan keliling Bandung. Namun Wonwoo menolak dengan alasan kasian Doyoung. Tujuan awal mereka ke sana adalah karena permintaan Doyoung, tidak ada sama sekali niatan untuk liburan. Wonwoo juga sebenarnya hanya memberi tahu tentang perjalanannya ke Bandung, namun Taeyong memaksa untuk ikut. Beruntung di sana ada Hoshi yang berinisiatif mengajak Taeyong dan yang lain untuk bermain. Setengah jam lalu mereka—tanpa Doyoung—hanya ke luar untuk membeli permainan dan beberapa snack untuk cemilan.

Hoshi membongkar plastik belanjaannya bersama Taeyong yang tampak antusias. "Lu udah pernah main ini sebelumnya?"

Taeyong menggeleng. "Lebih tepatnya gue nggak punya temen untuk diajak main ginian." Cowok itu sudah sibuk membagi-bagikan uang mainan pada Hoshi, Wonwoo dan untuk Jiwoo yang sebenarnya sedang ke dapur untuk mengambilkan gelas kosong.

Tidak lupa Jiwoo juga membawakan minuman dan snack untuk diberikan pada Doyoung dan Siwon yang sibuk 'meeting'. Konsentrasi Doyoung pada layar LCD TV sedikit terpecah karena kedatangan Jiwoo. Gadis itu tersenyum saat tatapan mereka bertemu.

"Jiwoo!"

Jiwoo baru saja duduk di sebelah Siwon, langsung kembali berdiri karena mendengar Hoshi meneriaki Namanya. "Iya iya." Jiwoo mengangkat tangannya sekilas ke arah Doyoung sebagai tanda ia berpamitan untuk meninggalkan Doyoung bersama papanya, Siwon.

***

Wonwoo menahan tangan Jiwoo yang hendak masuk ke dalam mobil. "Lu di depan aja."

"Emang kenapa, sih?" protes Hoshi yang sudah ikut masuk dari pintu satunya.

Wonwoo tidak menjawab pertanyaan Hoshi. Wonwoo tetap menarik Jiwoo dan menorong cewek itu untuk duduk di kursi penumpang depan, bersebelahan dengan Doyoung yang akan menyetir. Mereka akan kembali ke Jakarta siang itu. Tidak ada pembicaraan selama perjalanan pulang. Hoshi sibuk bermain games melalui ponselnya. Wonwoo dan Taeyong nyaris tertidur. Sementara Jiwoo hanya menatap ke luar jendela sambil memeluk jaketnya.

"Rumah lu daerah mana, Woo?" tanya Doyoung membuka pembicaraan.

Merasa diajak bicara, Jiwoo menoleh. "Kalo nggak keberatan anter ke café Rowoon aja. Atau di halte terdekat juga boleh."

Doyoung balas menoleh sesaat sebelum akhirnya kembali fokus menyetir. "Loh, lu masuk? Kenapa nggak ijin libur aja? Emang nggak capek? Atau nanti gue yang bantu ngomong ke Rowoon."

"Jangan, Doy. Gue nggak mau. Biar gimanapun Rowoon tetep bos gue, bukan temen." Jiwoo menolak.

Doyoung tidak membalas lagi karena ponselnya berbunyi. Sebuah pesan dari nomor yang belum ia simpan. Itu nomor yang tadi. Dengan satu tangan, Doyoung menyodorkan ponselnya ke belakang sambil meliirk sekilas. "Bang, tolong balesin ini, dong."

SKY AND EARTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang