6. Tunangan

170 15 10
                                    


Pintu kamar Doyoung tiba-tiba terbuka. Doyoung yang menyadari siapa yang datang, langsung melesat menuju dua temannya itu. "Tolongin gue, dong. Woon. Woo."

Wonwoo menemukan seorang cewek berdiri di tengah kamar Doyoung. Cowok itu sampai mengerutkan kening untuk memastikan bahwa dirinya tidak salah mengenali orang. "Sejeong?"

"Lu kenal?" Desak Doyoung.

"Temen ceweknya Wonwoo," Rowoon yang menjawab. "Emang lu nggak tau?" pertanyaan Rowoon hanya dibalas gelengan oleh Doyoung.

"Ngapain lu di sini?" tanya Wonwoo, heran. "Di kamar Doyoung, lagi."

Sejeong duduk di tepi Kasur sambil menyilangkan kaki. "Gue Cuma mau jengukin calon tunangan gue aja, kok. Kenapa emang?"

Bukannya membalas lagi ucapan Sejeong, Wonwoo malah menoleh menuntut penjelasan pada Doyoung. Begitu juga pada Rowoon. Doyoung menggeleng dengan ekspresi memelas. Cowok itu bahkan tidak tahu apa-apa.

"Ya baru calon, kan? Tunangan juga belom. Lagian juga nggak pantes cewek main ke kamar cowok."

Sejeong melipat tangan di depan dada, lalu melempar tatapan sinis pada Wonwoo. "Aneh gue denger lu ngomong gitu. Kayak Yerin nggak pernah main ke kamar lu aja?"

"Ya emang nggak pernah," balas Wonwoo. "Terserah sih kalo nggak percaya."

Sejeong mendengus kemudian berdiri. Cewek itu berjalan ke arah tiga cowok yang menghalangi pintu. "Jangan lupa nanti malem," kata Sejeong pada Doyoung yang bahkan nggak ingin menatap cewek itu.

Setelah Sejeong benar-benar pergi meninggalkan kamarnya, Doyoung menyambar ponsel yang tergeletak di atas tempat tidur sambil duduk di sana. Doyoung tampak menempelkan ponsel ke arah salah satu telinganya. "Jung. Bisa ke kamar gue sekarang? Cewek itu udah pergi, kok." Doyoung menyimpan kembali ponselnya setelah menyelesaikan panggilan.

"Gimana keadaan lu?" tanya Rowoon yang duduk di sebelah Doyoung. Namun Doyoung mengubah posisi duduknya menjadi bersandar pada kepala tempat tidur.

"Gue udah baikan kok. Efek abis donor darah aja kemaren."

Wonwoo sendiri ikut naik ke atas tempat tidur, duduk di sebelah Doyoung sambil memeluk bantal di depan dadanya. Mereka masih diam beberapa saat sampai akhirnya pintu kamar Doyoung kembali terbuka dan memunculkan Jungwoo di sana yang kemudian masuk sambil membawa laptop di salah satu tangannya. Jungwoo meletakkan laptopnya di atas meja belajar yang berada di samping Doyoung, lalu menarik kursi untuk duduk di sana.

"Lu tau tadu ada cewek ke sini?" tanya Doyoung menuntut penjelasan. Menurutnya Jungwoo mengetahui sesuatu.

Jungwoo mengangguk, lalu menumpu kedua sikunya di atas paha, membuat posisi duduknya sedikit merunduk. "Lu jalanin dulu aja, Bang. Tunangan doang, kok. Gue juga bakal bantu sebisa gue ngelepasin lu dari cewek itu. Gue nggak akan ngebiarin kalian sampe nikah."

Doyoung mengerutnya keningnya. Tidak paham dengan arah pembicaraan Jungwoo. "Siapa yang mau tunangan, sih? Bunda nggak ada omongan apa-apa sama gue. Dan gue bahkan baru denger kemaren banget tentang gue yang bakal di jodohin. Itu lu juga kan yang keceplosan?"

Jungwoo terunduk sesaat tanpa merespon ucapan Doyoung.

"Tunggu deh," kata Wonwoo. "Dua hari lalu Yerin ngirimin gue undangan pertunangan Sejeong. Gue nggak baca jelas, sih. Soalnya males. Jangan-jangan itu..." Wonwoo sengaja menggantungkan ucapannya, menatap Doyoung dan Rowoon secara bergantian.

SKY AND EARTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang