42. Keberadaan Seunghee

15 1 0
                                    


Wonwoo berinisiatif membawa Jiwoo untuk mendekati benda yang menarik perhatian gadis itu. Tentu sebelum ini Jiwoo tampak segan untuk melangkah ditempat yang baru pertama kali ia datangi.

Selagi Jiwoo dan Wonwoo menjauh, Johnny tetap di sana bersama Sangyeon untuk memastikan sesuatu pada pemuda itu. "Yakin lu nggak tau apa-apa tentang Seunghee?"

Sangyeon menatap Johnny sedikit kesal karena ia yakin ada sesuatu yang terjadi. "Gue baru tiba di Indo karena gue denger Seunghee masuk rumah sakit."

"Itu bahkan sudah beberapa minggu lalu." Sejun ikut berujar.

Sangyeon tertawa sarkas. Kedatangannya seperti sia-sia dan pemuda itu seperti dipermainkan. "Padahal gue dateng buat tanggung jawab untuk Seunghee. Tapi sebelum itu gue harus ketemu cowok yang namanya Heedo. Gue yakin kalian kenal. Bawa cowok itu ke sini." Rentetan ucapan Sangyeon membawa pemuda itu untuk melangkah dengan ekspresi penuh kebencian. Salah satu mobil yang terparkir di sana ternyata miliknya.

Johnny mengejar dengan tidak sabar dan menarik pundak Sangyeon agar pemuda itu menghentikan langkah. "Siapa informan lu itu? Jinwoo?"

Sangyeon mengangguk. "Jinwoo yang sudah cerita semuanya."

Kini giliran Johnny yang tertawa sarkas dan hanya bisa mengepalkan tangannya. "Beruntung bukan Taeyong yang di sini."

Sangyeon hanya diam sambil perlahan kembali melangkah. Pemuda itu bahkan sudah membuka kunci mobilnya. Posisi Sangyeon kini lebih dekat dengan keberadaan Jiwoo dan Wonwoo.

"Gue tau Seunghee di mana."

Sangyeon yang semula sudah membuka pintu mobil, langsung menutupkan kembali dan tidak membuang waktu untuk membalikkan badan ke arah Jiwoo yang tadi berujar. "Di mana?" desaknya yang terlihat sangat ingin tahu tentang keberadaan gadis yang ia cari.

Jiwoo menggeleng. "Maaf tapi itu nggak gratis."

Sangyeon kembali tertawa karena kali ini pemuda itu seperti diremehkan. Pemuda itu bahkan sudah mengeluarkan ponselnya. "Sebutin nomor rekening lu. Gue kirim berapapun yang lu mau sekarang juga."

Bukannya menjawab, Jiwoo justru melangkah. Berlawanan dengan Johnny yang kini menghampiri Sangyeon. "Bukan itu yang kita butuhkan."

"Dan satu hal lagi!" Seru Jiwoo yang sampai menghentikan langkah dan berbalik. "Bukan Heedo pelakunya."

Sangyeon memilih untuk menatap Johnny dan mengabaikan Jiwoo. "Kalian mempermainkan gue?"

Johnny menggeleng. "Seunghee baik-baik aja, tapi dia nggak di sini. Dan sepertinya gue butuh bantuan lu."

***

[To : Jiwoo]

Doyoung : "Kenapa telpon gue dimatiin? Baru juga dijawab."

Doyoung : "Tadi Heedo mau ngomong."

Doyoung : "Udah ya nggak usah nangis, Heedo baik-baik aja."

Jiwoo : "Dih, siapa yang nangis?"

Doyoung : "Kedengeran tadi."

Jiwoo : "Kuping lu bermasalah mungkin."

Doyoung tidak salah dengar. Jiwoo sempat terisak sesaat. Wonwoo yang berada di sebelah gadis itu menyodorkan tisu pada Jiwoo. Wonwoo juga sempat mendaratkan tangannya pada puncak kepala Jiwoo untuk membantu menenangkan gadis itu. Keduanya dalam perjalanan pulang dari rumah Seunghee tadi.

Doyoung : "Woo, ini gue Heedo. Gue baik kok di sini."

Doyoung : "Lu juga di sana baik-baik aja, kan?"

SKY AND EARTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang