25. Malam Terakhir

49 6 9
                                    


~Jogja malam hari

Hoshi hanya cemberut membuntuti Wooshin berjalan menyusuri gang. Bagaimana tidak? Wooshin akan menjemput Wonwoo, Taeyong dan Sejun karena rumah keluarga Euijin berada di dalam gang. Dan Hoshi terpaksa menjadi 'tumbal' karena mereka berencana untuk pesta barbekyu yang tentu saja tidak bisa mempercayai Hoshi untuk mengolah makanan.

"Ngapain sih ngajak mereka?" protes Hoshi untuk kesekian kali.

"Euijin yang nyuruh," kata Wooshin santai. "Lagian kan Euijin tuan rumah, ya biarin aja lah dia mau ngajak siapapun untuk dateng."

Hoshi masih menatap punggung Wooshin dengan tatapan menyelidik. "Ini pasti ada sesuatu, kan?"

Wooshin menoleh cepat sambil menghentikan Langkah. 'Apakah Hoshi mengetahui sesuatu?', pikirnya. Menatap Hoshi dalam-dalam selama beberapa detik. Sosok Hoshi memang harus diwaspadai. Cowok yang terkenal 'trouble maker' diantara sahabatnya yang lain itu memang memiliki kecurigaan paling besar. Belum lagi memang tidak ada yang tahu tentang 'kedekatannya' dengan Sejeong. Dan entah apa jadinya jika Hoshi mengetahui hal tersebut.

Beruntung ponsel Wooshin lebih dulu berdering. Sebuah panggilan dari Wonwoo yang membuat Wooshin seketika bergerak, melanjutkan Langkah menelusuri gang. Dan mau tidak mau Hoshi sendiri kembali mengekori Wooshin. Tepat diujung gang, mereka mendapati tiga pemuda yang berdiri bersama koper masing-masing.

***

"Cukup Jiwoo yang jadi korban, jangan lo libatin Wooshin juga dalam permasalahan lu ke gue!" Hardik Doyoung setelah menarik lengan Sejeong dan membawa cewek itu menjauh dari Johnny dan yang lain.

Melihat bagaimana reaksi Doyoung di kejauhan, membuat Yuta hampir hilang kesabaran dan ingin menghampiri temannya itu. Namun beruntung ada Ten dan Johnny yang membantu menenangkannya. Membiarkan Doyoung menyelesaikannya dengan Sejeong.

Sejeong menghela napas sesaat. "Tapi sayangnya Wooshin udah terlibat di hidup gue."

Doyoung menatap tajam pada mata cewek itu dengan kedua tangan terkepal erat menahan marah. "Selama ini gue Cuma bisa diem. Tapi sekarang, sekali aja lo usik hidup Jiwoo, jangan harap lo akan tenang," ancamnya sebelum benar-benar berbalik, kembali bergabung dengan tiga temannya.

Sejeong hanya bisa memalingkan wajahnya. Cukup sakit mendapat perlakuan seperti itu dari seorang Doyoung. Cowok yang pernah menjadi seseorang yang special dihidupnya.

Kereta bawah tahan yang ditunggu Doyoung akhirnya tiba. Tepat ketika Sejeong menerima sebuah telepon dari seorang yang setengah mati ia hindari beberapa bulan ini. Ayahnya. Sejeong menjawab dengan malas.

"Pulang kamu, Sejeong!"

Sejeong hanya memejamkan mata, dan tangannya perlahan menjuntai lemah. Perlahan cewek itu berbalik dan mendapati cowok muda bersamanya tadi sudah di sana, menunggu dengan tatapan khawatir.

"Are you okay?"

Sejeng menggeleng lemah sambil berujar pelan, "Mark."

Cowok itu hanya menarik Sejeong ke dalam pelukannya.

***

Di saat para cewek, dibantu juga dengan Wonwoo dan Jinhyuk sibuk mengurus makanan untuk pesta barbecue mereka, Hoshi, Wooshin serta Heedo sibuk mengajari Taeyong dan Sejun memainkan permainan tradisional. Salah satunya congklak. Terakhir kali Sejun kalah bermain melawan Wooshin dan harus diganti oleh Heedo yang kini sedang bertanding dengan Wooshin.

SKY AND EARTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang