17. Pembuktian

104 8 6
                                        



Wooshin kembali membuka pintu kamar rawat Wonwoo. Matanya sedikit memicing karena ada seseorang berdiri membelakanginya. Sedetik kemudian, cewek itu berbalik, sedikit terkejut karena mendapati Wooshin di sana. "Ini temen lu yang mana, Woo?" tanya Wooshin polos pada Wonwoo.

"Temen?" pekik Yerin yang kini bahkan sudah kembali melempar tatapan pada Wonwoo. Mengerutkan kening, menuntut penjelasakan mengapa Wooshin—seseorang yang memang belum ia kenal—menyebutnya 'teman' Wonwoo.

Wonwoo tidak merespon dan hanya menatap dengan ekspresi datar. Wooshin yang tak enak hari, insiatif untuk mengulurkan tangan pada Yerin. Gencatan senjata mungkin juga berlaku untuk teman-teman Wonwoo juga, pikirnya. Selama beberapa saat, tidak ada yang berubah. Yerin masih enggan membalas uluran tangan Wooshin. Dengan berat hati, cowok itu menarik kembali tangannya, pelan.

Disaat bersamaan, Yerin berkata, "gue ceweknya Wonwoo."

Wooshin melebarkan mata mendengar perkataan Yerin. Gantian, kali ini Wooshin yang menuntut penjelasan pada Wonwoo. Terlebih 'Yerin' adalah nama seorang cewek yang diamanatkan Doyoung dan Taeyong padanya agar menjaga Wonwoo dari kedatangan cewek itu. Ternyata yang dikhawatirkan dua teman Wonwoo tersebut terjadi. Yerin datang ke sana, di waktu yang nyaris sama seperti yang mereka perkiraan—di saat Wonwoo sendiri ketika temannya yang lain masih di kampus karena mereka sedang melaksanakan ujian. Namun, rencana mereka justru sedikit 'terganggu' oleh kedatangan Rowoon yang diluar ekspektasi mereka.

Wooshin tidak bisa berbuat apa-apa ketika Yerin memilih untuk pergi dari sana. "Wonwoo?"

Wonwoo hanya menghela nafas, ia sengaja membiarkan Yerin pergi dari sana karena tidak mungkin ia menjelaskan tentang kedatangan Yerin ketika masih ada cewek itu di sana. "Jiwoo pasti cerita tentang cewek yang dia temuin di apartment gue, kan?" tayanya.

Wooshin sudah bersiap menarik kursi untuk dirinya sebelum Wonwoo kembali berteriak, "Won, nggak usah dikejar!" Wooshin sontak menoleh dan mendapati Rowoon berdiri diambang pintu. Rowoon yang memilih untuk mendengarkan Wonwoo, melangkah masuk kemudian menutup pintu di belakangnya lalu berjalan ke arah Wonwoo dan duduk di ujung rangjang.

"Coba aja tadi lu ngajak ngobrolnya nggak kejauhan. Kan gue jadi nggak enak sama Doyoung karena nggak amanah gini," keluh Wooshin.

"Doyoung?" Rowoon balik bertanya, tidak mengerti kenapa Wooshin menyebut nama Doyoung. Namun, Wooshin tidak berniat menjelaskan karena Wonwoo sudah lebih dulu membuka mulut, menceritakan kembali apa yang Yerin ceritakan padanya tadi.

"Yerin dateng untuk minta maaf," kata Wonwoo.

*Flash back . . .

Satu hari sebelum ujian semester. Sore itu Johnny yang datang berkunjung ke rumah Somin untuk menjemput cewek itu karena setelah ini mereka akan pergi ke suatu tempat, menyerahkan ponsel dan kunci mobilnya. "Som, gue numpang ke toilet, dong."

"Ayo-ayo masuk," ujar Somin setelah menerima barang milik Johnny dan membiarkan pemuda itu memasuki rumahnya sendiri. Sementara dirinya menunggu di sofa ruang tamu. Alih-alih menunggu Johnny sambil mengecek ponselnya sendiri, Somin justru membuka ponsel Johnny yang bahkan sudah ia ketahui pola kunci ponsel milik cowok itu.

Aplikasi yang pertama kali menarik perhatian Somin adalah aplikasi chat di mana mereka sering menggunakannya untuk berkomunikasi. Cukup banyak chat dari kenalan Johnny. Namun, tidak ada yang mencurigakan karena rata-rata dari teman bisnis Johnny atau dari teman-teman mereka seperti Taeyong dan yang lain. Sampai akhirnya ada sebuah nama 'Anak Buah Taeyong' yang diketahui adalah grup chat yang keberadaannya bahkan sudah cukup tenggelam dengan chat-chat pribadi Johnny.

SKY AND EARTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang