39. Lamaran itu batal

34 2 7
                                    



2 bulan setelah drama kaburnya para cewek yang berhasil ditemukan oleh Taeyong cs. Mereka kembali ke kehidupan masing-masing. Doyoung juga kembali ke Jerman karena urusannya di sana belum selesai. Sementara itu, tiga gadis yang tinggal di rumah Jiwoo juga tampak tengah sarapan bersama.

"Uang kost bulan ini udah gue bayar ya," kata Sejeong pada Jiwoo yang sebenarnya baru saja bergabung di meja makan.

Jiwoo menunjukkan dua ibu jarinya pada Sejeong sambil tersenyum lebar. "Terbaik memang anak-anak kostku," ledeknya.

"Wooshin bukannya berangkat hari ini? Kok lu nggak ikut?" Kali ini giliran Euijin yang buka suara setelah memastikan dua temannya sudah mendapatkan jatah roti panggang buatannya.

Sejeong menggeleng. "Gue stand by di sini," lanjutnya. "Oiya," gumam Sejeong lagi sebelum ada yang menimpali ucapannya karena tiba-tiba gadis itu teringat sesuatu. "Wooshin bilang, kalau Hayoung ada cerita sesuatu tentang Heedo, kalian tolong kabarin Wooshin."

Jiwoo dan Euijin saling melempar tatapan bingung. "Heedo kenapa?" Jiwoo menjadi perwakilan yang bertanya.

Kali ini Sejeong mengangkat bahu. "Gue nggak nanya karena gue nggak mau terkesan ingin tau urusan kalian."

"Ya nggak apa-apa. Gue sama Jiwoo menghargai lu sebagai seseorang yang spesial di hidup Wooshin juga."

Perkataan Euijin tadi sukses membuat Sejeong tersedak. Wooshin memang hampir selalu ada di sampingnya. Tapi gadis itu berpikir lain. Jiwoo dan Euijin sudah memiliki Taeyong dan Doyoung. Itu artinya Wooshin kesepian ditinggal dua sahabatnya yang memiliki seseorang untuknya. Dan juga, bukan perkara sederhana hal-hal yang pernah ia perbuat hingga menurutnya citra buruk masih melekat pada gadis itu.

"Pokoknya, tentang Heedo dan Hayoung itu urusan kalian," kata Sejeong setelah berhasil mengatasi sedakannya. Selanjutnya, gadis itu sudah berdiri tanpa melupakan tas selempangnya dan bergegas berpamitan dengan Jiwoo dan Euijin.

***

To : Ten Pujangga Wanita

Yuta : "Eh, Ten."

Ten : "Kenapa, bang?"

Yuta : "Yujin kayanya putus sama Kun."

Ten : "Ya terus?"

Yuta : "Nggak mau gebet?"

Ten : "Pagi-pagi baiknya sarapan. Bukan usil kayak gini."

Ten : "Silahkan buat lu aja kalo lu mau."

Yuta : "Gue ngincer sepupunya Johnny."

Ten : "Hangyeom?"

Yuta : "Anjir! Gue masih normal."

Ten : "Oh, si Yooa! Anjir selera lu tinggi juga."

Yuta : "Wkwkwkkw. BTW, lu di mana?"

Ten : "Warung kopi."

Yuta : "Oh ya paham deh warung kopi versi lu."

Yuta : "Yaudah ya gue kerja dulu."

Yuta : "Pengangguran lanjut ngopi aja."

Ten : "Asem!"

Yuta : "Wkwkwkwk."

Selepas bertukar pesan dengan Yuta, pemuda ini menjauhkan ponsel lalu melirik jam ditangannya sambil mengaduk gelas minumannya dengan sedotan. Masih sekitar jam sepuluh pagi saat ada pengunjung berdatangan.

SKY AND EARTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang