"So sweet banget Doy bawain bucket buat Sejeong."
"Bakalan nikah muda kayaknya nih mereka."
Sejeong memutar matanya, kesal dengan apa yang ia dengar. "Buruan deh lu samperin Jiwoo. Pengang kuping gue, Doy."
"Waaah, akhirnya ada yang bener-bener gantiin gue di hati lu ya," ledek Doyoung yang sontak mendapatkan tatapan membunuh dari Sejeong. "Oke-oke gue pergi," putus Doyoung akhirnya.
Mereka berjalan berlawanan, namun belum sempat melangkah, Sejeong merasakan tangannya ditahan oleh seseorang. Saat menoleh, wajah Wooshin yang ia temukan di sana.
"Mau ke mana, sih? Gue belum kasih ini," kata Wooshin yang sudah menyodorkan bucket bunga ditangannya pada Sejeong. Gadis itu tidak bisa melepaskan tatapannya pada Wooshin meski tangannya tanpa sadar menerima bucket pemberian pemuda itu.
"Ih, apa-apaan kok Sejeong sama cowok lain?"
"Ganteng sih tapi gue tetep lebih setuju Doy yang sama Sejeong."
Euijin mengusap lembut lengan Taeyong karena pemuda itu semakin geram dengan orang-orang di sekitar mereka yang entah siapa mereka. "Gaes, mending kita pindah lokasi aja, yok."
Euijin mengangguk cepat sebagai respon ucapan Taeyong. Begitu memang lebih baik. Rowoon dan Yuta sudah lebih dulu menyingkir dari sana diikuti oleh Johnny bersama Somin. Taeyong juga sudah mengajak Euijin pergi ketika Ten harus kembali membawa bucket bunganya karena tadi sebenarnya ingin ia berikan kepada Hayoung, namun Hayoung masih berat untuk menolak. Bahkan kini Hayoung sudah diajak pergi oleh Heedo.
***
//The Dreamers//
Hoshi : "Ini gimana bisa ya si Ten ngasih bunga ke Hayoung?"
Hoshi : "Kalo Wooshin sama Sejeong sih udah maklum lah ya."
Hoshi : "Walau sebenernya gue juga masih nggak habis pikir."
Hoshi : "Kenapa kita jadi pecah gini ya?"
Wooshin : "Serius lu mikir kita pecah?"
Euijin : "Maaf ya Hos, gue bingung gimana nolak Taeyong."
Hoshi : "Hahahahaha nggak gaes. Maap maap salah ngomong."
Heedo : "Nyaris gue geplak lu."
Hayoung : "Gue nggak tau apa-apa, Hos."
Jiwoo : "Tapi beneran lu nolak bunga dari Ten."
Hayoung : "Gue bingung, gue juga kan baru kenal."
"Mulai lagi?" Hoshi bertanya pada pemuda di sebelahnya, Wooshin, tentang Heedo yang bahkan juga duduk dalam satu meja dengan mereka. Pasalnya sudah tiga tahun Heedo berhenti merokok. Tapi tidak untuk malam ini.
Perayaan wisuda kali ini hanya mereka lalui dengan makan-makan siang tadi di café milik Rowoon. Rowoon dan yang lain juga sepertinya tidak ingin ada perayaan seperti saat Taeyong, Yuta dan Johnny wisuda beberapa bulan lalu. Mungkin memang belum direncanakan, tidak ada yang tahu. Karena yang diingini tiga pemuda ini adalah quality time yang entah sudah berapa lama sejak terakhir kali mereka berkumpul bertiga.
Wooshin menyandarkan punggung ke sandaran kursi, tatapannya tidak lepas dari sosok tinggi yang sedang menghembuskan asap dari mulutnya itu. "Entahlah, Hos." Wooshin menoleh sambil melanjutkan ucapannya, "biarin Heedo sendiri dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
SKY AND EARTH
Fiksi Penggemar"Persahabatan gue terasa seperti bisnis." -Wonwoo "Doyoung gitu-gitu harga dirinya tinggi, mana mau sama cewek yang lebih kaya dari dia." -Taeyong "Gue cuma ngebayang gimana sahabat gue berada di posisi kayak dia, gue cuma berharap ada orang baik ya...