34. Nggak Jadi Balik ke Jerman

57 4 9
                                    

Euijin masih di sana saat Taeyong datang bersama Johnny dan Wonwoo. "Seunghee baru tidur," ujar Euijin dengan suara pelan. Gadis itu duduk di sebelah ranjang Seunghee sambil membelai rambut Seunghee yang memejamkan mata.

Masih ada sisa-sisa air mata membasahi bulu mata Seunghee. Dan yang membuat Taeyong semakin mencelos adalah pergelangan tangan Seunghee yang terbalut perban. Pemuda itu sampai berpegangan pada Johnny. Membuat sedikit kericuhan hingga Euijin menoleh dan melupakan perhatiannya pada Seunghee untuk menghampiri Taeyong. Johnny membantu Euijin membawa Taeyong untuk ke luar dari kamar rawat Seunghee.

Dan kini keduanya sudah duduk di kursi tunggu. Tepat di depan kamar Seunghee. Taeyong menyandarkan punggung seakan tulangnya sudah tidak kuat menyokong berat badannya. Taeyong yang seperti itu membuat Euijin memberanikan diri menggenggam tangan pemuda itu, mengikis jarak diantara mereka. Perlakuan Euijin membuat Taeyong bersandar pada pundak gadis itu. Tidak masalah jika saat ini Taeyong yang sedang rapuh.

"Nahyun, maaf."

Lirihan Taeyong membuat Euijin merasa sesak. Pemuda superior ini memiliki luka paling dalam. Entah apa yang terjadi diantara mereka, Taeyong belum terlalu jujur. Yang Euijin tahu hanya Taeyong yang memiliki kekasih di masa lalu, namun gadis itu sudah tiada.

Taeyong semakin dalam menenggelamkan wajahnya pada pundak gadis itu. Cengkeraman tangannya juga semakin kuat. Heedo yang sudah berdiri diambang pintu, hanya bisa menunggu dan menatap sahabatnya kini sudah memiliki kehidupan baru. Ada nama Taeyong di hidup Euijin. Sama halnya Jiwoo, Wooshin dan Sooyoung sebelum ini.

Dentingan ponsel Taeyong menginterupsi keduanya. Euijin merebut benda itu dengan Gerakan lembut, tidak ingin ada kesan ia merampas atau ikut campur urusan pribadi Taeyong. Namun, notifikasi yang muncul adalah dari grup Taeyong bersama teman-teman lelakinya. Euijin juga tahu siapa saja di dalam grup itu, bahkan gadis itu juga sempat menggantikan Taeyong sesaat di sana. Namun tidak disangka, pegangan Taeyong pada ponselnya melemah seakan pemuda itu tidak keberatan jika ponselnya berpindah tangan.

"Buka aja," ujar Taeyong.

//Anak Buah Taeyong//

Yuta : "Sialan, ternyata Jinwoo yang ngehamilin Seunghee."

Sejun : "Permisi dulu gitu bang kalo mau ngagetin."

Sejun : "Biar nggak terlalu syok gini."

Ten : "B*****t! B**i! Jinwoo T*i!"

Ten : "Lu kata siapa, Bang?"

Yuta : "Gue nyuruh orang buat cari tahu."

Ten : "Minta gue hajar! Gue nggak terima dia giniin temen gue!"

Wonwoo : "Bangke! Nyaris Yerin jatuh ke tangan Jinwoo."

Yuta : "Hah? Kok bisa?"

Wonwoo : "Nggak tau lah, kemaren gitu. Udahlah jangan bahas."

Johnny : "Masih belum kapok tuh bocah."

Johnny : "Ajakin baku hantam, Yut. @Yuta."

Yuta : "Gas-kan. Boxing lagi kita, John."

Yuta : "Taeyong mana? Lu nggak apa-apa?"

Taeyong : "Bang Taeyong kayaknya terguncang banget ini."

Wonwoo : "Jelas syok banget liat Seunghee mau bunuh diri. Pasti keinget Nahyun."

Taeyong : "Dia sama gue sekarang.

Taeyong : "Maaf ya gue lancang di sini."

Yuta : "Nggak apa-apa. Euijin makasih udah jagain temen gue."

SKY AND EARTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang