KECELAKAAN

732 57 0
                                    

Hay selamat datang di cerita aku yang ke dua belas.

Happy reading.

.

.

.

.

.

Pagi yang cerah, kini Dinda dan Abi sedang menuju ke sekolah Amal Jaya, Untuk mengantarkan Abi.

"Kamu enggak mau beli apa-apa dulu Son?" Tanya Dinda kepada abi yang sedari tadi menatap keluar jendela.

"Enggak mommy" balasnya sambil menatap Dinda.

Dinda pun hanya mengangguk singkat saja.

"Mommy" panggil Abi.

"Iya sayang"

"Emm.... kira-kira sakira Nerima boneka dari aku enggak?" tanyanya kepada Dinda.

Dinda yang mendengar nya langsung melihat anaknya yang sedang gelisah. ia tersenyum manis ke arah Abi sebelum menjawab pertanyaan anaknya, "coba aja dulu mana tau di terima" ujarnya sambil mengelus lembut puncak kepala abi.

"emm tapi mom Abi Enggak yakin" cicitnya.

"Abi Takut di tolak mentah-mentah, emm.. mommy aja yang kasih yah" sambung nya.

"kok mommy kan Abi yang mau ngasih kenapa harus mommy yang ngasih" ucap Dinda.

"Abi Takut banget" cicitnya lagi.

Dinda yang melihat anak nya seperti sedang gelisah pun menggelengkan kepalanya heran, "kenapa kau berubah menjadi segelisah ini son?".

Abi yang mendengar mommy nya berbahasa formal pun menatap datar Dinda, "entahlah aku juga tidak tau" jawab nya.

Dinda menatap heran Abi,"Bila kau cemas dan gelisah, masuk lah kedalam nya sebab ketakutan mengahadapi nya lebih mengganggu daripada sesuatu yang mau takuti sendiri" ujar Dinda yang sukses membuat Abi tersadar.

Abu tidak menjawab lagi ia memilih diam sambil memainkan boneka beruang yang ia beli untuk sakira.

beberapa menit berlalu kini Dinda memasuki area sekolah Abi.

"Sudah sampai, apa perlu mommy yang mengantarkan bonekanya?" tanya Dinda kepada abi yang sudah siap-siap untuk keluar dari mobil tersebut.

"No! biar Abi aja" ujarnya.

Dinda mengangguk mengiyakan ucapan anaknya.

saat Abi hendak membuka pintu mobil ia teringat sesuatu, senyuman manis mereka di bibir mungilnya. Dinda yang melihat itu terheran heran atas tingkah laku Abi, "Ada apa kenapa kau tersenyum?" tanya Dinda.

tanpa aba-aba Abi langsung berhambur memeluk Dinda, "HAPPY BIRTHDAY MOMMY!" pekiknya.

Dinda menegang seketika, tetapi ia tetap tersenyum untuk tidak di curigai Abi Karena mengingat kejadian tragis di hari ulang tahun nya yang membuat dia membenci hari ulang tahun nya, "Terima kasih anak mommy" ujar Dinda lembut, ia mati-matian menahan sesak yang merambat ke hatinya. tidak! ia tidak boleh lemah di depan anak nya.

"Sama-sama mommy!" ujar Abi sambil menciumi seluruh wajah Dinda.

Dinda yang melihat itu tersenyum, "Yauda mommy anterin kamu yah ke kelas" ujar Dinda yang di angguki Abi.

di perjalanan mereka terlihat santai, dengan Dinda memakai baju serba hitam dan kaca mata hitam, sedangkan Abi hanya menampilkan wajah datar nya saja sama seperti Dinda. banyak pasang mata yang melihat mereka terkagum kagum, tetapi tak hayal ada yang mencibir mereka.

ADINDA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang