CHAPTER 35

326 30 0
                                    

Hay selamat datang di cerita aku yang ke tiga puluh lima.

"Air mata palsu bisa menyakiti orang lain. Tapi, senyum palsu hanya bisa menyakiti dirimu sendiri"

_Jihan Fahira:)_


Happy reading.

.

.

.

.

.

"Kamu kenapa?" tanya Afifah lembut saat Jihan sudah mulai tenang.

"Aku takut ngeliat kamu berbicara keras, soalnya aku pernah di bentak, di maki, bahkan aku di pukul sama mama dan papa pakai barang yang ada di sekitar mereka. Dan paling parah nya aku di buang di panti asuhan sama mamah dan papah ku" jelas Jihan dengan wajah polosnya.

Afifah yang mendengar nya terkejut, "Kenapa kamu di buang?" tanyanya lagi.

Jihan tidak menjawab dan malah terus tersenyum manis ke arah Afifah sambil memainkan ujung jilbab gadis itu bak seorang anak kecil.

Ayyara yang mendengar kan cerita Jihan di buat sedih, "Ternyata ada orang yang lebih menderita di banding gue" batin gadis itu.

Felisya menatap datar ke arah Jihan. namun jauh di lubuk hatinya ia merasakan sesak yang amat sangat sampai membuat nya harus memegang dada nya, "kenapa rasanya sakit?" batin gadis itu.

"Gue tunggu Lo berdua di tempat biasa pulang sekolah, dan Lo Jihan mulai saat ini Lo tinggal sama gue, Enggak ada penolakan!" celetuk felisya tiba-tiba dan langsung meninggalkan mereka semua yang memandang nya bingung.

"Tumben-tumbenan tu anak" cetus Ayyara memandang malas ke arah felisya yang sudah pergi menuruni tangga.

Jihan tidak mengerti apa yang di ucapakan oleh felisya, "Maksud Felisya apa?" tanyanya.

Afifah yang tadinya menatap ke arah tangga Rooftop kini beralih menatap Jihan. ia tersenyum manis, "Kamu udah enggak perlu tinggal di panti lagi dan Sekarang kamu akan tinggal sama felisya" jelas Afifah.

"Tapi Jihan Enggak mau ngerepotin" lirih gadis itu.

"Lo enggak ngerepotin kok, itukan emang kemauan felisya" ujar ayyara menenangkan.

Jihan hanya mengangguk dan tersenyum lebar. Afifah dan ayyara yang melihat Jihan tersenyum juga ikut tersenyum manis.

"Sekarang kita langsung masuk kelas yuk soalnya dari tadi Uda masuk" ujar Afifah yang di angguki Ayyara dan Jihan.

..........

Brakk

sebuah ruangan yang Tampak usang di buka dengan secara kasar. menampilkan seorang gadis dengan pakaian sekolah yang sudah acak-acakan. tanpak di wajah gadis itu tengah menahan rasa emosi nya.

Ia berjalan mendekati meja khusus dirinya. dan menduduki bokong nya di bangku yang sudah tersedia, "Sial! laki-laki itu selalu saja menjadi penghalang gue buat ngehancuri hidup Dinda!" maki nya.

ADINDA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang