CHAPTER 25

368 28 1
                                    

Hay selamat datang di cerita aku yang ke dua puluh lima.

Happy reading semua.

*

.

.

.

Seminggu kemudian

Hari demi hari berlalu kini hari pernikahan Afifah dan Arsyad akan di selenggarakan.

Kini Afifah telah bangun dari tidur nya, tepat pukul 07.00 pagi. Sungguh Afifah berfikir masa-masa remaja nya akan habis dalam waktu satu jam lagi.

dan siapa sangka ia mulai malam ini tidak tidur sendiri? apakah malam ini ada sosok lelaki yang tidur di samping dirinya?. sungguh sebelum nya ia tidak pernah membayangkan hal ini terjadi.

Gadis itu sebenarnya belum sepenuhnya siap akan pernikahan ini. ia berfikir apakah ia tidak bisa bermain lagi dengan ke empat sahabat nya? dan apakah ia bisa menjadi istri yang baik?. kata demi kata yang muncul dalam pikiran nya terus terngiang-ngiang sedari tadi.

Apakah sang suami nya akan tahan dengan sikap nya yang masih terlalu manja? Jika sudah malam, apa yang harus ia lakukan untuk menyenangkan sang suami?".

Ia menarik nafas nya perlahan dan membuang nya perlahan. ia memilih menepis semua pemikiran nya. ia memilih berjalan menuju meja rias nya.

Ia benar-benar tidak tahu harus berbuat apa saat ini. ia tidak di bolehkan keluar rumah, apalagi keluar kamar. Karena akad akan di laksanakan di ruang tengah rumah nya.

tidak ada yang tau kalau ia akan menikah hari ini. maupun dari sekolah ataupun teman sekelasnya. hanya keluarga, kerabat dan ketiga sahabat nya yang tahu akan itu. dan jangan lupa kan inti bright sky yang juga datang untuk menghadiri acara pernikahan mereka.

"Lo cantik banget sih!" pekik ayyara saat melihat Afifah yang memakai make up tipis nya dan gaun pengantin sederhana nya.

Afifah hanya menanggapi nya dengan senyuman. namun senyuman nya luntur tiba-tiba saat melihat satu sahabat nya lagi tidak ada bersama mereka, "Dinda kemana?" tanyanya.

Sontak felisya membuang nafas berat nya, "Huftt.... tadi kita Uda Dateng ke mansion nya, cuman kita enggak nemuin dia di dalam".

"Iya, kata satpam nya Dinda udah pergi dulu sama Abi dan kak Zayyan" ujar ayyara.

Afifah hanya mengangguk samar. ia mulai berfikir yang tidak-tidak saat ini. apakah Dinda masih marah kepada mereka tentang kejadian dimana ayyara yang babak belur? atau Dinda hanya ingin menunggu di bawah saja? pikirannya saat ini sudah mulai merambat kemana-mana.

Felisya yang sadar akan gerak-gerik dari Afifah menepuk pundak Afifah, "Tenang jangan di pikiri" ujarnya.

"Oke" ia memilih menepis semua pemikiran aneh-aneh milik nya.

Tok.... Tokk.. tok..

Suara ketukan pintu mengalihkan atensi mereka. "Masuk" ujar mereka kompak.

Ceklek

"Abah"

Abah Azanul tersenyum manis ke arah Afifah. Lelaki paruh baya itu mendekati Afifah. kedua sahabatnya yang peka akan hal itu mundur beberapa langkah dan memilih duduk di kasur empuk Afifah.

"Baik kan?" tanya Abah Azanul.

"Alhamdulillah baik Abah" balas Afifah dengan senyuman manisnya.

"Abah tau ada rasa sedikit tidak siap di diri kamu, tapi percayalah sama Abah pilihan Abah pasti yang terbaik!" tegas sang Abah.

ADINDA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang