Happy reading
_________________________________________
"Lo ngomong apa sama mendusa?" tanya Gavi kepada Dinda sambil menyeruput secangkir teh yang ia buat saat baru datang ke rumah Dinda.
Dinda yang sedang memanjangkan Abi dengan cara memangku nya dan wajah Abi yang menghadap ke wajah nya sambil mengelus lembut rambut Abi menoleh ke arah Gavi, "Gue cuman ngomong siap ujian jumpai gue di tempat 2 tahun lalu" balas Dinda.
"Lo serius?" tanya Gavi lagi.
"Iya emang Napa?".
Gavi menghembuskan nafas gusar nya, ia benar-benar tak habis pikir dengan jalan pikiran Dinda, "Lo seyakin itu? ntar Lo kenapa-kenapa gimana? Lo tau sendiri kan dia perempuan yang super licik".
Dinda mengangguk "iya gue tau, tapi ini waktu yang pas untuk gue balas dendam ke dia".
Sungguh sudah tidak bisa berkata-kata lagi Gavi dibuat Dinda, ia tidak tau harus berkata apa supaya Dinda tidak berperilaku seenak nya dan akan mengakibatkan fatal nantinya "Gue nyerah" pasrah nya.
Dinda hanya membalas dengan mengedikan bahunya acuh. mata cantik nya terus fokus menatap wajah Abi yang tertidur pulas dalam pangkuan nya.
"Gue mau ngajak Lo ke suatu tempat" celetuk Gavi.
"Kemana?" tanya Dinda.
"Udah Lo ikut aja, rumah Lo kagak ada orang jadi Abi bawa aja" ujar Gavi.
dinda hanya mengangguk dan berdiri dari duduknya sambil menggendong Abi, "Yauda ayok gue enggak perlu siap-siap".
Gavi memandang datar ke arah dinda. apanya siap-siap dengan menggunakan celana jeans pendek yang di atas lutut dan kaos putih polos, itukah yang di bilang Uda siap?.
"Ganti" ujat Gavi dengan nada pelan.
"Buat apa? kan gue Uda siap" balas Dinda.
"Gue bilang ganti!" tegas Gavi lagi.
dengan menghela nafas berat nya ia hanya mengangguk, "Nih Lo gendong anak gue bentar" ujar Dinda seraya menyerahkan tubuh Abi yang masih terlelap dalam tidur nya.
tentu saja itu tidak membuat Gavi keberatan, ia menerima Abi dengan baik. Dinda yang melihat itu langsung bergegas menuju kamar nya untuk mengganti baju.
selang berapa menit Gavi menunggu, akhirnya Dinda kembali dengan memakai kemeja hitam yang kancing nya di buka semua dan menyisakan kaos putih yang Dinda kenakan tadi, memakai celana kulot bewarna coksu dan jangan lupa rambut yang di ikat kuda dan poni yang menjuntai ke bawah.
menambah kesan Bad girl kepada diri Dinda. Gavi yang melihat nya sempat terpanah, namun ia segera menggeleng kan kepalanya untuk mencoba sadar bahwa Dinda milik sang Abang Walau raga Raden sudah tak lagi bersama mereka.
"Udah ayok, siniin Abi" ujar Dinda.
dengan sigap Gavi memberikan Abi kepada Dinda. dan itu membuat Abi menggeliat dan membuka matanya.
"Ekhh anak mommy udah bangun?" tanya Dinda sambil mengelus lembut rambut Abi.
Dengan nyawa yang belum terkumpul, Abi tidak membalas ucapan Dinda dan langsung memejamkan mata nya kembali. Dinda yang melihat itu hanya menggeleng kan kepalanya.
"Yauda ayok" ajak Gavi dan berjalan berdampingan dengan Dinda.
_Adinda_
Beberapa menit perjalanan akhirnya mereka sampai di rumah mewah yang Tampa kumuh dan seperti tidak layak untuk di tempati. bangunan yang luar nya sudah berlumut Karena termakan oleh waktu dan tahun serta cat rumah yang Tampa sudah pudar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADINDA [END]
Teen FictionSederhana cerita ini menceritakan tentang seorang gadis yang memiliki trauma di masa lalu nya. Namun ia akan mengingat trauma nya hanya di hari ulang tahun nya, Karena rasa trauma nya di mulai saat hari ulang tahunnya tiba. Ia kehilangan seseorang y...