CHAPTER 23

442 33 0
                                    

Hay gays selamat datang di cerita aku yang ke dua puluh tiga.

Happy reading yah.

*
*
*
*
*

Pagi yang cerah saat ini di meja makan di kediaman mansion milik Dinda, Sedang ada adu mulut antara sang Abang dan sang anak.

"Paha ayam nya punya Abi Uncle!" ketus Abi sambil menarik paha ayam yang saat ini juga di tarik oleh Zayyan.

Zayyan Menggeram kesal karena Paha ayam mereka tinggal satu, "Dasar bocil kematian! salahin emak Lo noh! makan paha ayam nya di Luan!" tuding Zayyan.

Dinda mendelik tak suka, "Enak aja Lo kalau ngomong! siapa suruh kalian berdua lama banget turun nya! kan gue Uda laper jadi enggak sempet nunggu!".

"Ih mommy kok gitu sih" bibir mungil Abi melengkung kebawah, matanya sudah berkaca-kaca Hendak menangis saat ini.

Sontak Dinda memeluk abi yang berada di sampingnya, "Stttt.... jangan nangis, iya ini paha ayam nya untuk Abi".

Dinda menarik paha ayam yang hendak di makan oleh Zayyan dengan kasar. lalu ia memberikan nya kepada abi. Mata Abi langsung berbinar saat itu juga, ia memandang remeh ke arah Zayyan yang sedang memandang nya datar.

"Ngalah sama bocil!" ketus Dinda.

Zayyan hanya memutar kedua bola matanya malas. ia memilih mengambil sayap ayam saja dan memakannya. Dinda menggeleng kan kepalanya heran saat melihat Zayyan dan Abi bertengkar. terkadang membuat nya sakit kepala karena melihat mereka tidak ada yang mau mengalah.

"Kapan Lo balik ke mansion Lo?" tanya Dinda.

"Gue mau tinggal di sini temeni Lo sama bocil kematian ini" tunjuk Zayyan kepada abi yang sedang melahap makanan nya.

Dinda yang mendengar nya Menggeram kesal, "Enak aja! gue bisa jaga diri gue sendiri! lagipula Lo juga punya mansion!" sargah Dinda.

"Gampang tinggal jual" ujar Zayyan yang terlihat santai.

Sontak Dinda menggebrak meja makan mereka, yang membuat Zayyan tersedak. berbeda dengan Abi yang hanya menikmati makanan nya Tampa perduli sekitar nya.

"Uhuk, uhuk" Zayyan terbatuk-batuk. ia meminum air putih nya dengan sekali teguk, di rasa tenggorokan nya sudah membaik lantas ia menatap tajam Dinda yang juga menatap tajam dirinya, "Lo bener-bener ye...".

"Apa Lo!" tantang Dinda.

"Gue anter Lo sekolah bareng Abi, enggak ada penolakan!" ketus Zayyan dan langsung meninggalkan meja makan menuju mobil miliknya.

Dinda tidak terima apa yang di lontarkan Zayyan. ia membuka sepatu yang telah ia pasang dan melemparkannya tepat mengenai punggung Zayyan.

Bugh

"Shhh...." Zayyan meringis pelan saat punggung nya terkena sepatu Dinda.

lantas ia mengambil sepatu milik Dinda dan hendak melempar kan nya kembali, "Bener-bener adik laknat Lo yah! Rasakan ini".

"Lo lempar! gue usir dari rumah gue!" ketus Dinda menatap Zayyan dengan nyalang.

Zayyan meneguk ludah nya kasar. ia tidak mau tinggal di rumah itu lagi, meskipun banyak para maid dan para bodyguard, namun ntah kenapa suasana di dalam mansion milik nya agak berbeda dengan mansion milik Dinda yang tenang di bandingkan punya dirinya. ia selalu mendapatkan gangguan aneh entah dari mana datangnya itu.

Sontak ia mendekati Dinda yang sedang merapikan baju milik Abi yang terlihat tidak rapi. Ia menunduk dan memasangkan kembali sepatu Dinda.

Namun Dinda memberontak, "Lo apa-apaan sih!" ketus Dinda.

ADINDA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang