CHAPTER 41

328 29 2
                                    

Happy reading semua

.

.

.

.

_Adinda_

"Abi!"

Abi langsung menoleh ke arah sumber suara. senyum smirk muncul di bibir mungil nya, "No I am not Abi but I am Akthar".

Degh

"A-kthar" sungguh saat ini Dinda di buat terkejut.

Akthar tak memperdulikan Dinda dan mendekat ke arah Leon, "Hai om Leon dan Tante Raisa" sapa Abi dengan tatapan datar nya namun bibir nya tersenyum.

Leon dan Raisa juga tersenyum. Raisa mendekat ke arah Abi, ia sedikit membungkukkan tubuhnya menyamakan tinggi nya dengan Abi "Wah keponakan Tante Uda besar aja!" seru nya.

"Basi banget si nenek" bisik Dinda ke arah albian dan Zayyan yang berada di sebelah kiri dan kanan nya.

"Banyak omong orang tua itu" celetuk Zayyan.

albian tak menanggapi, ia malah menggelengkan kepalanya heran "Adik sama Abang sama-sama suka ngeroasting orang" Batin albian.

Raisa hendak menyentuh punggung Abi, namun di tepis oleh anak itu "Jangan sentu-sentu saya! ntar saya kena rabies lagi" cetus Abi santai.

"Wuihh Anak gue tu" sorak Dinda sambil menggoyangkan tubuh albian.

"Didikan gue enggak pernah gagal" sambung Zayyan tersenyum bangga ke arah Abi.

Albian hanya bisa pasrah di tempat nya, "Emang satu keluarga Enggak ada yang bener" gumamnya yang masih bisa di dengar oleh Dinda dan Zayyan.

Mereka berdua menatap bengis ke arah albian, "BACOT LO KUTU KUPRET!" seru mereka bersamaan sampai-sampai menjadi pusat perhatian semua yang berada di sana.

"Berisik" desis Abi lebih tepatnya akthar.

Dinda menatap nyalang ke arah akthar, "Hey Lo! kurang ajar banget!" ketus gadis itu.

Akthar tak menanggapi nya, ia malah menatap ke arah Raisa yang masih mematung sambil menatap nya, "Miskin banget sampai mau ngerampas harta gue! engga segampang itu BANGSAT!" pekik akthar di akhir kalimat nya.

Plak

"Jangan main tangan dong! santai dulu ngapa! buru-buru amat et-dah!" Dinda menepis kasar tangan keriput milik Leon yang hendak menampar Abi.

untungnya ia bertindak cepat, kalau tidak! ntah apa yang akan terjadi nanti. bisa-bisa Abi atau akthar akan mengamuk dan sulit di hentikan.

"Cih! bocah ingusan! sok jagoan kamu!" Leon menggelatuk kan gigi nya, dan sedikit terdengar suara. emosi lelaki paruh baya itu tidak bisa di kontrol saat ini, namun ia harus tetap tahan dan tunggu waktunya.

Zayyan memandang tak suka ke arah Leon yang menyebut mereka sebagai bocah ingusan, "Mulut di jaga pak! dah tua ntar kena azab lagi kayak di tv Indosiar itu!".

"Mending tobat sebelum ajal menjemput kalian" sambung albian.

"Orang kayak dia mau tobat? Bodoh! mau sekali di ruqyah pun dia enggak bakal tobat! karena di pikiran nya hanya tentang uang saja! dasar orang jahat, busuk, jelek lagi, Enggak nyadar aja udah mau mati!" celetuk Dinda panjang lebar.

sungguh! ia benar-benar bersemangat kali ini karena telah lama tidak baku hantam. "Huaaa seneng banget baku hantam!" girang nya di dalam hati.

ADINDA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang