LET'S START THIS GAME

686 54 1
                                    

Hay selamat datang di cerita aku yang ke tiga belas.

Happy reading

.

.

.

.

.

"Ikutin dia" albian memerintahkan semua sahabat nya, dan di angguki mereka semua.

mereka kompak berlari mengikuti Felisya yang menuju parkiran sekolah di ikuti ayyara dan Afifah.

Felisya sesekali menelpon seseorang di balik ponselnya itu, "Ayo angkat!" beberapa kali ia mencoba menelpon seseorang itu namun tetap saja hasil nya nihil, "Sial".

emosi nya sudah di ambang batas sekarang. ia memberhentikan jalan nya tepat di hadapan mobil nya, "BANGSAT!" makinya tiba-tiba.

mereka semua yang ada di belakang terkejut melihat felisya yang sudah tersulut emosi.

Felisya merutuki dirinya sendiri, perasaan nya sudah tidak enak sejak semalam. ia asik memikirkan Dinda saja Takut akan terjadi sesuatu kepadanya. dan lihatlah sekarang perasaan nya benar Dinda terluka saat ini. ia menatap ke arah Afifah dan ayyara bergantian tidak perduli dengan inti bright sky yang juga ada di sana.

inti bright sky terkejut saat melihat tatapan tajam dan bola mata yang berubah warna seperti merah darah, sedang kan Afifah dan Ayyara hanya bisa menelan salivanya dalam-dalam.

Galang ingin menuju ke arah pacarnya, namun ia urungkan saat suara Afifah mengintruksikan nya untuk diam di tempat.

"Jangan dekati dia kalau tidak mau celaka" tekan Afifah. ia beralih menatap felisya yang masih menatap tajam ke arah mereka, "Tenang lah Sasya jangan seperti ini Dinda akan memarahi mu jika ia tau kau seperti ini" sambung nya.

inti bright sky yang mendengar Afifah menyebut nama felisya dengan sebutan lain mengerutkan keningnya masing-masing, mereka sibuk memikirkan nya. kenapa Afifah menyebut nama felisya dengan nama Sasya?  kenapa juga mata felisya memerah? dan kenapa juga felisya di dekatkan akan menyerang?. begitu lah kira-kira pikiran mereka masing-masing.

Felisya atau Sasya yang bersemayam di diri felisya tersenyum miring ke arah Afifah, "Hai girl tidak kangen dengan saya? hahahaaa...." ujar Sasya di ikuti tawa menyeramkan miliknya. ia tidak menggubris perkataan Afifah yang menyebutkan nama Dinda, ia sengaja mengalihkan pembicaraan mereka walau sebenarnya ia sedikit gemetar saat Afifah menyebutkan nama Dinda.

Ayyara yang sedari tadi diam tidak berani menatap mata merah milik Sasya, ia lebih memilih mundur dan bersembunyi di balik punggung Afifah. saat ayyara melihat sosok Sasya yang menatap nya begitu tajam ia jadi teringat kejadian menyeramkan yang hampir merenggut nyawanya, ia sedikit trauma dengan Sasya.

Sasya melihat ke arah ayyara yang mundur beberapa langkah untuk bersembunyi di balik punggung Afifah terkekeh sinis, "Hai juga teman main ku? emm... ngomong-ngomong sudah lama kita tidak main... ayok bermain lagi seperti satu tahun lalu kau menantang ku".

Deg!

Seperti di hantam batu besar ke arah kepalanya, ayyara sudah gemetaran saat ini. sungguh ia benar-benar takut, tidak berani menanggapi Sasya yang menatap nya penuh permusuhan.

sedangkan ke tujuh lelaki itu menatap mereka bingung. terutama Galang yang sudah khawatir akan kekasih nya itu, dan Ravendra yang menghampiri ayyara dan memeluk nya agar sedikit tenang saat ia melihat kekasihnya itu gemetar.

di sisi lain Arsyad melihat tunangan nya itu sedikit terbawa emosi, ia ingin menenangkan nya namun tidak mungkin kalau ia menyentuh nya karena belum ada kata sahbdi antara mereka berdua.

ADINDA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang