Hay selamat datang di cerita aku yang ke tiga puluh empat.
Happy reading.
.
.
.
.
.
Dirga langsung memeluk erat tubuh rapuh putri. setelah kepergian Dinda dan Gavi, putri terus menerus menangis terisak sambil menutup wajah nya dengan kedua tangan nya.
membuat lelaki itu menjadi tidak tega. ia mengusap punggung putri di dalam dekapan nya.
Mata nya beralih menatap tangan putri yang seperti nya berdarah. ia menggenggam kedua tangan putri, "kita ke UKS yah".
Putri hanya mengangguk saja. mereka berjalan beriringan, menuju UKS. sesampainya di UKS dirga dengan segera memanggil dokter dari sekolah mereka untuk segera menangani putri.
Setelah itu, lelaki itu keluar sambil menunggu sang dokter keluar. selang beberapa menit kemudian, dokter perempuan dengan hijab putih itu keluar.
Dokter itu tersenyum ke arah Dirga yang di balas senyuman tipis oleh sang empu, "Putri sudah baik-baik saja, ia hanya butuh beristirahat sejenak. luka di tangan nya tidak parah, kamu boleh menjenguk nya, kalau begitu saya permisi yah" ujar dokter tersebut sambil berlalu pergi dari hadapan Dirga.
Lelaki itu hanya mengangguk dan langsung masuk ke dalam UKS. di dalam terdapat putri yang sudah di perban kedua tangan nya, gadis itu tampak tertidur pulas.
"Maaf kalau lancang" lelaki itu menggenggam tangan putri lembut.
"Enggak papa gue suka" celetuk putri tiba-tiba. sebenarnya ia tidak tertidur. hanya saja sekedar memejamkan matanya.
Dirga terkejut detik itu juga. namun sesegera mungkin ia menetralkan wajah terkejut nya dengan seulas senyum tipis, "Lo mau apa? ada yang sakit?".
Putri menanggapi nya dengan senyuman manisnya, "Perhatian banget" celetuk nya.
Menghembuskan nafas dan membuang nya secara gusar. Dirga menatap datar ke arah putri, "Salah apa gue merhatiin teman gue?".
"Teman yah...." lirih putri sambil tersenyum kecut.
"Iya Lo emang teman gue" Dirga menatap putri dengan wajah datarnya.
Sedangkan putri? gadis itu sedang menahan sesak di dadanya, ia menghembuskan nafas nya dan membuang nya perlahan, "Enggak ada tempat yah untuk gue masuk ke dalam hati Lo?".
Dirga terdiam mendengar nya. Senyum kebohongan milik putri mengembang, ia bergegas bangkit dari tidurnya dan Hendak keluar dari ruang UKS.
"Lo mau kemana?" tanya Dirga sambil membantu putri.
"Gue mau pulang".
"Gue anter yah" tawar Dirga.
Putri menggeleng, "Enggak usah gue bisa sendiri" Putri langsung bergegas keluar dari UKS. Dirga yang melihat nya tak ingin menahan putri kembali.
Gadis itu berdiri di ambang pintu menatap Dirga dengan tatapan yang sulit di artikan, "Mungkin sampai disini aja gue ngejer-ngejer Lo. gue Uda terlanjur capek, Uda dari SMP gue ngejer-ngejer Lo. tapi sampai sekarang Lo belum ngebales cinta gue, kalau gitu mulai detik ini gue enggak akan ganggu Lo lagi" setelah mengucapkan itu putri pergi dengan perasaan sakit nya.
hanya bisa mendengar dan tidak mau menjawab. lelaki itu memegang dadanya tepat di relung hati nya. ntah kenapa ia merasa sakit sekali di hati nya.
"Kasian" celetuk seorang lelaki yang baru masuk ke dalam UKS tak lupa ia menguncinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADINDA [END]
Teen FictionSederhana cerita ini menceritakan tentang seorang gadis yang memiliki trauma di masa lalu nya. Namun ia akan mengingat trauma nya hanya di hari ulang tahun nya, Karena rasa trauma nya di mulai saat hari ulang tahunnya tiba. Ia kehilangan seseorang y...