CHAPTER 42

313 27 0
                                    

kamu sangat ahli dalam mencaci tapi lupa dalam introspeksi diri

Happy reading

_Adinda_

Wajah yang awalnya menampilkan ekspresi senang, antusias, dan senyuman lebar yang tak luntur kini telah berubah derajat menjadi datar dengan tatapan tajam nya.

Yah Dinda sudah tidak tahan lagi untuk tidak menghabiskan nyawa dari kedua paruh baya yang saat ini berdiri di hadapan nya dengan wajah meremehkan dirinya.

Ia menahan mati-matian untuk tidak memukul nya terlebih dahulu. di karenakan Abi lah yang akan menghiasi wajah lelaki itu dengan sekali pukulan nya, karena Leon lah yang telah bermain tangan terlebih dahulu.

walau Dinda yakin pukulan Abi tak akan mempan kepada Leon dan hanya sedikit nyeri karena tubuh dan tangan nya kecil. tetapi itu tidak akan menjadi penghalang nya untuk menghabisi kedua paruh baya itu.

Abi berjalan mendekati kayu-kayu yang tak terlalu besar namun bisa ia gunakan untuk memukul wajah menyebalkan Leon. ia tau kalau tubuh kecil nya ini tidak akan mempan untuk memukul wajah Leon.

Saat hendak mengambil kayu yang bertebaran di pinggir jalan, seorang bodyguard menghentikan pergerakan nya dengan menggenggam erat tangan mungil Abi.

tentu saja Abi tidak suka dengan itu, ia memberontak untuk segera di lepaskan. namun sulit rasanya, di karenakan tenaga dan tubuh kecil nya.

mata tajam nya menatap ke arah Dinda yang juga tengah menatap nya. Dinda yang mengerti dengan tatapan mata Abi yang meminta tolong pun bergerak menghampiri bodyguard itu.

namun pergerakan nya di hentikan oleh salah satu bodyguard. Dinda tak terima ia ingin menghajar wajah menyebabkan di depan nya.

"Gue aja" celetuk albian yang datang tepat waktu sambil menarik pergelangan tangan Dinda yang hampir saja membogem mentah wajah sang lawan.

Dinda menanggapi nya dengan Anggukan saja, ia berjalan lagi menghampiri Abi yang Tampa nya ingin di bawa kabur oleh sang musuh.

"Sial!" umpat nya karena ada beberapa bodyguard yang menghalangi jalan nya.

Mata tajam nya menatap ke arah Zayyan untuk menyuruh mengurus para bodyguard ini. dan ia akan segera mengejar Abi yang hampir jauh dari jangkauan nya.

Zayyan yang tau arti tatapan itu langsung bergerak menghajar para bodyguard yang di bantu oleh albian.

Dinda terus berlari mengejar Abi yang ingin masuk ke dalam mobil, diikuti Leon dan Raisa yang juga sudah masuk terlebih dahulu ke mobil.

Tentu saja Dinda tak membiarkan itu, ia langsung menendang bokong bodyguard yang tadi membawa Abi.

Bugh

Bodyguard itu yang tidak bisa menyamakan keseimbangan nya menjadi jatuh. ia tidak tinggal diam, ia langsung mengeluarkan pisau lipat di balik jas hitam nya.

Dinda yang melihat itu malah tersenyum remeh. ia menatap ke arah Leon yang keluar dari mobil nya, "Dapet dari mana bahan rongsokan ini? lemah banget sama cewek kok main nya pisau".

Leon yang mendengar nya Menggeram marah, ia menatap ke arah bodyguard yang saat ini tengah menatap nya, "Lanjutkan saja kalau perlu bunuh dia" titah nya yang di angguki sang bodyguard.

Bodyguard itu mendekat ke arah Dinda yang tampak biasa-biasa aja tanpa ada rasa takut sedikitpun. lelaki itu siap melayang kan pisau tajam itu.

namun Dinda segera mengambil nya, di karenakan ia melihat postur tubuh bodyguard itu yang tampak tak pandai dalam menggenggam sebuah pisau atau menggunakan nya.

ADINDA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang