Happy reading
_________________________________________
_Adinda_
Beberapa tahun berlalu....Sudah beberapa tahun lamanya, semenjak kejadian tragis itu berlalu. kini seorang gadis dengan kaca mata hitam yang bertengger manis di hidung mancung nya tengah menatap sebuah makam yang bertuliskan nama seseorang.
banyak sekali rerumputan panjang, di makam tersebut. mungkin telah lama tak di kunjungi, kuburan tersebut menjadi tak terawat. sebelum berbicara dengan makam tersebut, gadis itu terlebih dahulu menaburi bunga kepada makam tersebut dan membentuk nya sedikit serta memanjatkan doa.
"Maaf gue baru bisa Dateng..." lirih nya menatap sendu ke arah makam di hadapan nya.
"G-gue... kangen sama Lo... Lo enggak kangen sama gue?" ntah sudah berapa lama nya ia berbicara sendiri di Depan kuburan itu.
"Gue kesini mau jenguk Lo dan mau ngasih tau sesuatu" gadis itu mencabuti rerumputan yang telah kering.
"Sebelum nya gue mau mohon maaf terlebih dahulu, kalau ini menyakiti hati Lo atau engga Raden....".
Dengan menarik nafas panjang nya dan membuang nya secara perlahan, "Gue udah nikah dan memiliki 2 anak serta Abi yang masih menetap Dengan gue. suami gue adik Lo sendiri Gavi".
bersamaan mengucapkan kata-kata sakit itu air mata Dinda jatuh meluruh. ia tidak tahan lagi dengan ini semua, "maaf kalau lo sakit hati, gue hanya ingin bahagia walau Enggak sama Lo".
"MOMMY! BANG ABI SAMA KAK ADEN JAHAT! RAMBUT VIA BERANTAKAN KARENA DI TARIK!" teriak seorang anak kecil yang Tampak nya masih berumur 10 tahun.
Dinda menghapus air mata nya kasar karena anak-anak nya datang menghampiri nya. ia menatap ke arah anak perempuan nya, "kenapa hm?" tanyanya.
Anak kecil itu langsung memeluk tubuh Dinda, "Rambut via berantakan mommy! dibuat bang Abi sama kak Aden!" adunya.
Kedua lelaki yang sangat beda sekali umurnya menghampiri mereka. Abi yang usia nya kini menginjak 17 tahun menatap ke arah Dinda yang menatap mereka tajam.
Dengan sigap kedua kakak itu memundurkan langkahnya.
terutama Aden. lebih tepatnya Aden jayyen Ganendra, tengah bergumam tidak jelas "Mommy marah nyeremin" gumamnya.
"Mana papi kalian?" tanya Dinda santai namun terkesan tegas.
Mereka berdua tak menjawab dan malah memilih diam. Dinda memijit Pelipisnya pelan, ia menatap anak perempuan nya yang seumuran dengan Aden Karena mereka kembar, "Papi kamu Kemana?" tanyanya.
Via, lebih tepatnya Viana adinda Ganendra. gadis itu menggeleng, tanda ia tidak ta "Via Enggak tau mommy, papa tiba-tiba pergi dari mobil".
Dengan perasaan yang campur aduk Dinda mengumpat di dalam hatinya. Sungguh ia benar-benar kesal dengan Gavi yang selalu saja meninggalkan tugas nya dan tidak bertanggung jawab.
Abi yang melihat itu sedikit merasa takut, "Sabar mom, jangan marah-marah ntar cepet tua Lo".
ketiga anak itu tertawa. berbeda dengan Dinda yang sudah terlanjur kesal.
"Masi lama?" celetuk Gavi yang ntah datang dari mana.
Pletak
"Kebiasaan Banget kamu! ninggalin mereka! emang kamu dari mana!" marah Dinda menatap tajam ke arah Gavi yang saat ini tengah menelan salivanya susah payah.
Ketiga anak nya memilih memundurkan langkahnya, dan memilih menatap kedua orang tua nya yang sedang bertengkar kecil itu dari jauh.
"Mau nya ada cemilan, jadi tambah asik nonton mommy papi berantem" celetuk via.
"Nah iya! tapi kagak sempet bego! kita lihat aja deh" balas Aden.
Abi hanya menggelengkan kepalanya saja, melihat kedua adiknya yang sangat prik sekali "gue harap keluarga kita tetap bahagia seperti ini dan Enggak ada yang ngerusak lagi".
Aden dan via menatap Abi, "Kita juga berharap gitu semoga keluarga prik kita ini tetap bahagia selalu dan tidak ada yang merusak" ujar Aden.
"Via setuju! kita harus mempertahankan nya! MOMMY, PAPI PULANG AYOK! VIA LAPER!" pekik gadis itu dengan suara cempreng nya.
sontak Abi dan Aden menutup kedua telinga mereka karena suara cempreng via begitu nyeleki dan nyaring.
Dinda dan Gavi yang tengah bertengkar kecil langsung menatap seluruh atensi nya kepada ketiga anaknya.
Malu?
yah! itulah yang di rasakan kedua pasutri itu, apalagi di hadapan makam Raden. buru-buru Dinda meninggalkan Gavi sendirian dan menghampiri ketiga anaknya.
sedangkan Gavi menatap melas ke arah Dinda yang meninggal kan nya begitu saja. sedikit menghembuskan nafas nya, Gavi menatap ke arah makam Raden sebelum pergi meninggalkan nya "Bang gue akan jaga cinta pertama Lo yang juga menjadi cinta pertama gue saat ini. gue janji bakal jaga dia sebaik-baiknya, Lo udah bisa tenang saat ini bang".
setelah mengucapkan itu Gavi langsung meninggalkan makam tersebut dan menghampiri istri dan anak-anaknya yang tengah menunggu nya.
Disisi lain lelaki yang memakai baju serba putih, yang sedari tadi menatap kelakuan mereka tersenyum manis "Terima kasih telah menjaga nya untuk ku, suatu hari nanti akan aku ambil dia kembali di surga yang nantinya kami akan bertemu setelah sekian lama".
Bersamaan dengan itu, angin yang berhembus sedikit kencang membuat tubuh pemuda itu menghilang tanpa jejak.
.
.
.
.
Tamat....
Terimakasih yang telah membaca dan memvote serta mengkomen cerita aku. jangan lupa ikuti aku terus yah!! biar tau aku ada buat cerita baru atau tidak.
sekali lagi terimakasih.
see you👋
Sampai bertemu lagi gays.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADINDA [END]
Teen FictionSederhana cerita ini menceritakan tentang seorang gadis yang memiliki trauma di masa lalu nya. Namun ia akan mengingat trauma nya hanya di hari ulang tahun nya, Karena rasa trauma nya di mulai saat hari ulang tahunnya tiba. Ia kehilangan seseorang y...